Impossible Is Nothing, Tukang Parkir Jadi Bos Hotel Berbintang

KITAMUDAMEDIA, Bontang – Nasib orang siapa yang tahu, ungkapan itu nampaknya pas untuk mereka yang gigih menata keping – keping kisah hidupnya hingga meraih kesuksesan.

Ia adalah Adith Raharjo, pria kelahiran Desa Mangaran Kabupaten Situbondo, 11 Agustus 1973.  Perjalanan hidup yang tak biasa membawanya pada posisi puncak sebagai General Manager di salah satu  Hotel bintang empat ternama di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

Siapa sangka pria berkacamata itu ternyata mengawali karirnya sebagai tukang parkir pada salah satu toko kaca mata di jalan sulawesi pulau Dewata Bali puluhan tahun silam.

Terlahir dari keluarga pas – pasan, Adith akhirnya memutuskan merantau untuk mengadu peruntungan tanpa bekal apapun. Karena tidak punya tujuan, ia memilih masjid sebagai tempat istirahat, rumah ibadah yang menjadi rumah sementara namun membawa keberkahan luar biasa dalam hidupnya.

Bagaimana tidak, dari sekedar numpang melepas lelah, akhirnya anak ke 2 dari dua bersaudara ini diizinkan tinggal dengan syarat harus membersihkan seluruh lingkungan masjid setiap hari sambil bekerja sebagai juru parkir.

Semua dijalaninya dengan sabar dan ikhlas, sampai pada suatu hari, ia berkesempatan mengikuti pelajaran bahasa Jepang di sekitar masjid. Ketekunan membuatnya mahir berbahasa khas Negeri Sakura tersebut dan ternyata dari sinilah kisah suksesnya dimulai.

Kerja serabutan dilakoni demi menyambung hidup, menjadi tukang parkir ternyata belum mampu memenuhi kebutuhannya sehari – hari. Alhasil ia kembali mencoba peruntungan dengan berjualan pisau di pasar Kumbasari Denpasar Bali.

Waktu terus berjalan, Adith tak berhenti belajar. Berbekal kemampuan berbahasa Jepang pas – pasan  yang dimilikinya, Adith memberanikan diri melamar sebagai waiters di salah satu hotel terbaik di Kota Denpasar. Tapi keberuntungan belum berpihak, postur tubuh yang kurang ideal membuatnya gagal.
Meski raut sedih terlihat jelas diwajahnya namun semangat tak pupus, pria berkulit putih ini berusaha membujuk pihak managemen hotel untuk menerimanya diposisi apapun, termasuk sebagai pencuci piring.

Baca Juga  4 Tren yang Bakal Mewarnai Dunia Mode di Tahun 2021

“Saya sedih saat itu, tapi yang ada dipikiran saya cuma ingin kerja, terserah deh sebagai apa aja, akhirnya saya memohon sama pihak hotel, katanya ada tapi sebagai pencuci piring. Saya mau saja yang penting kerjaan halal,” tuturnya sambil mengenang cerita puluhan tahun silam.

Bertugas sebagai pencuci piring mengenalkannya dengan seorang Chef asal Jepang. Bermodal kemampuan berbahasa yang sama, Adith berhasil menyerap banyak ilmu dan peristiwa itu menjadi awal karirnya di dunia perhotelan.

Baginya keberhasilan bukan tentang seberapa besar perjuangan tapi seberapa luas kita membuka diri untuk belajar dari siapapun dan kapanpun.

“Jika ada yang memberi ilmu maka terima karena  kita bukan siapa siapa jadi belajarlah dari setiap orang, membuka diri dan rendah hati. Boleh hebat tapi ngga boleh sombong,” ungkap Adith, yang saat ini juga sebagai penulis buku best seller berjudul 5 Rahasia Sukses Bisnis Restoran.

Perjuangan yang tak mudah bagi pakar Hotel Manajemen versi majalah SWA tahun 2015 itu mengajarkannya konsep hidup yang disebut BBM, Berdoa, Bersyukur dan Memberi.

Adith mengingatkan sebagai manusia jangan pernah berhenti berdoa dengan cara baik dan sesuai tuntunan islam, terus bersyukur atas pencapaian sekecil apapun dan jangan lupa memberi meski bukan hanya dengan materi.
Pribadi yang sederhana, baik dan tetap apa adanya seolah menjadi ciri dari pria yang dikenal sebagai dokter hotel dan restoran.

Kepiawaian memimpin hotel – hotel bermasalah menjadi sehat kembali, membuat julukan tersebut lekat dengan dirinya.
Menurut Adith tidak diperlukan modal besar untuk membuat kondisi perusahaan membaik, cukup dengan hadir sebagai sosok pemimpin yang mampu memberi contoh. Bukan hanya berteori kemudian tunjuk sana sini.

Baca Juga  Netizen Heboh Lesti Kejora 5 Besar Most Beautiful Women 2020

Mulailah dengan menyamakan persepsi, bekerja bersama, menumbuhkan rasa solid, kerja tim hingga pendekatan secara personal. Meskipun tidak semua orang bisa menerima cara kita tapi teruslah konsisten.

“Kita mulai dari menyamakan persepsi, bekerja bersama, menumbuhkan rasa solid, kerja tim dan pendekatan secara personal, insyaAllah seluruh karyawan akan siap bekerja bersama demi kemajuan,” pesan Adhit.

Goalnya adalah building trust, menerapkan kepercayaan terhadap pasar, membangun kepercayaan pemilik hotel serta membangun kepercayaan terhadap karyawan.

Hendra Kurniawan, salah satu rekan kerjanya mengatakan Adith adalah seorang pemimpin yang tegas, konsisten, bijaksana dan selalu memberikan contoh sebagai upaya pengembangan SDM serta menyelesaikan masalah tanpa menggantungkan permasalahan baru.

“Beliau selalu memberi contoh kepada seluruh karyawan tapi tegas dan konsisten,” jelasnya.
Keberhasilan bukan milik mereka yang malas tapi hak para pejuang hidup yang tangguh.

Lakukan dengan sepenuh hati, kerjakan sebaik mungkin, karena hasil tak pernah mengkhianati usaha. (KA)

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply