Oleh : Kartika Anwar
HARI ini, Senin (26/8/2019) seluruh bangsa Indonesia mendadak riuh. Pro kontra bukan lagi hal yang mengagetkan, bahkan sudah jadi suguhan setiap hari sejak wacana perpindahan Ibu Kota Negara ke beberapa daerah yang menjadi kandidat, diumumkan.
Untuk kami Putra – Putri Kalimantan Timur, seketika berbahagia!!! Walaupun baru sekedar pengumuman dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Bayangkan saja, sebagai Kota penyumbang devisa Negara terbesar tapi kerap terabaikan (setidaknya itu menurut pandangan kami) kemudian, kini terpilih sebagai pusat pemerintahan Republik ini.
Terlepas kepentingan apapun dibaliknya, sederhana kok, cuma senang berubah status dari anak Ibu tiri, jadi anak Ibukota.
Sangking senangnya, beragam kelakar terlontar, mulai dari Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) bakal diganti Sambal Terong Pedas ( Samarinda – Balikpapan – Tenggarong – Penajam dan sekitarnya). Sebutan Aku – Kamu yang akrab dengan Elu – Gue jadi Ulun – Ikam dan semua bahasa keseharian di bumi etam akan jadi bahasa gaul anak Ibukota.
Sampai – sampai, ada yang paling hebat!!! Tahu apa?? alasan utama Kaltim akhirnya berhasil menyisihkan Kalimantan Tengah (Kalteng). Konon, karena Tugu Monas sudah pindah lebih dulu ke Kutai Kartanegara (Kukar) secara diam – diam.
Duplikat Tugu Monumen Nasional (Monas) ini berada RT 01, Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kukar. Bentuk dan warnanya persis, cuma beda ukuran.
Kata warga sekitar, Ida, miniatur Monas tersebut sudah ada sekira 10 tahun silam. Tapi belakangan mendapat perhatian orang – orang yang lewat, bahkan sebagian dari mereka sengaja berhenti untuk mengabadikan tugu itu.
“Sudah 10 tahun tugu itu ada, tapi sejak Pak Jokowi bilang mau pindahkan Ibu Kota, banyak orang lewat, stop untuk berfoto – foto,” jelasnya.
Penetapan akhir Kaltim menyandang gelar Daerah Khusus Ibukota (DKI) memang masih harus menempuh proses panjang. Mulai dari melakukan kajian lebih detail, penyusunan Rancangan Undang – undang (RUU) hingga runtutan lainnya.
Untuk memindahkan ibu kota, pemerintah membutuhkan lahan kurang lebih 40 ribu hektare (Ha) secara keseluruhan kotanya, dimana 2.000 Ha khusus wilayah pusat pemerintahan.
Kerja pasti tak mudah, tapi apapun itu…
Mari dukung bersama,semoga persatuan kesatuan bangsa tetap terjaga.