Kurangi Wilayah Kumuh, Pemkot Bontang Gelar Workshop Kotaku 2019

KITAMUDAMEDIA, Bontang – Program KOTAKU (Kota tanpa Kumuh) Kota Bontang yang berjalan saat ini, menunjukkan progres yang cukup baik. Dari target 125 hektar, kini yang telah rampung mencapai 100 hektar. Hal itu karena adanya kolaborasi antar berbagai pihak yang berkomitmen dalam mengentaskan kawasan tanpa kumuh di Kota Taman.

Untuk lebih memaksimalkan pelaksanaan program Kotaku, Tim Kotaku bersama Pemerintah Kota Bontang menggelar Workshop Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Pendopo rujab Walikota Bontang, Rabu (13/11/2019).

Workshop diikuti oleh 40 peserta baik dari perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, masyarakat, dan perwakilan perusahaan di Bontang.

Ketua Panitia Workshop Ahmad Darul Arqam menambahkan, ada 3 poin penting dalam workshop tersebut. Diantaranya, memahami kebijakan umum Program Kotaku dan kebijakan daerah dalam penanganan kota kumuh, menyusun strategi pelaksanaan kegiatan skala kawasan yang pada tahun ini dipusatkan di kampung pesisir Selambai Loktuan. Yang terakhir, menyusun strategi kolaborasi dalam pengentasan kawasan kumuh di Kota Taman.

“Lewat workshop ini diharapkan semua pihak bisa lebih bersinergi secara aktif demi pengentasan kawasan kumuh, sehingga berdampak pada kemajuan Kota Bontang,” tuturnya.

Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni mengatakan, program Kotaku sebagai Komitmen pemerintah Kota Bontang untuk memberantas Kota kumuh, dimana Program Kotaku merupakan upaya strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di Indonesia dan mendukung “Gerakan 100-0-100” yaitu 100 persen akses universal air minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak. 

“Program Kotaku ini di Bontang kita membangun Ipal Komunal, selain itu juga pembangunan infrastruktur untuk masyarakat yang lebih baik di lokasi permukiman kumuh,”ujarnya.

Baca Juga  Warung Sembako Rumahan di Berbas Pantai Kedapatan Jual Miras

Menurut Neni, cukup sulit dan harus sabar merubah kebiasaan buruk masyarakat terlebih di wilayah pesisir yang kebanyakan masih membuang tinja ke laut.

“Ini menyangkut kebiasaan dan gaya hidup. Tugas kita adalah merubah perilaku itu,”tandasnya. (Juwi Ananda/KA)

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply