KITAMUDAMEDIA, Bontang – Objek wisata menjadi salah satu komponen penting dalam industri pariwisata. Begitu pun dengan cinderamata untuk dibawa pulang sebagai buah tangan. Sadar akan hal itu, Forum Komunikasi Sosial (Fokus) Kota Bontang, pada Jumat (15/11/2019) menggelar Workshop Sapta Pesona di Hotel Tiara Surya.
Workshop yang mengusung tema menumbuhkan peran serta masyarakat dalam membangun pariwisata di Kota Bontang melalui gerakan sadar wisata dan sapta pesona itu membekali para peserta dengan ilmu pengembangan pariwisata lewat pembuatan cinderamata berupa kipas khas Bontang. Workshop diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Ketua Fokus Bontang Muslihuddin, menyebut bahwa pengembangan pariwisata tak hanya menjadi tugas pemerintah, melainkan juga harus didukung berbagai elemen masyarakat.
Lewat kegiatan ini, diharapkan tidak hanya mengangkat pariwisata di Bontang, tetapi juga berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
“Kita bangun team work, agar pariwisata di Bontang lebih dikenal. Karena destinasi wisata tidak akan dikenal, jika masyarakatnya tidak sadar wisata,” terangnya.
Selain Workshop, Fokus Bontang juga menggelar Seminar Sapta Pesona pada Sabtu (16/11/2019). Seminar yang diikuti oleh 50 peserta tersebut dilaksanakan untuk mempelajari strategi agar kunjungan wisatawan di Bontang semakin waktu semakin bertambah. Adapun Sapta Pesona yang kerap diterapkan dalam mengembangkan pariwisata terdiri dari tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan.
“Para Kawula Muda harus menjadi agen pariwisata. Paling sederhana dengan mempromosikan destinasi wisata lewat sosial media masing–masing,” ujarnya.
Sementara, pemateri dari ISI Yogyakarta Aruman mengatakan, pihaknya membekali para peserta dengan ilmu dan wawasan mengenai tren pariwisata kedepan utamanya pada tahun 2020 mendatang.
Ia menilai potensi pariwisata di Bontang cukup baik. Baik pantai maupun hutan mangrovenya.
“Masyarakat harus mempersiapkan diri, salah satunya dengan memiliki keterampilan membuat cinderamata. Promosi juga harus dilakukan secara masif, untuk mengambil hati para wisatawan,” tuturnya. (Yulianti Basri/KA)