KITAMUDAMEDIA, Bontang – Pengerjaan beberapa proyek yang berkejaran dengan minimnya waktu di penghujung tahun seolah menjadi budaya musiman. Sebut saja proyek perbaikan trotoar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, proyek pembangunan masjid terapung di Selambai, proyek pembangunan klinik rawat Jalan RSUD Taman Husada Bontang yang seyogyanya semua rampung pada akhir 2019 dan sejumlah proyek lainnya.
Kondisi tersebut dinilai Etha Rimba Paembonan, Ketua Fraksi Gerindra Berkarya sebagai kebiasaan yang selalu berulang setiap tahunnya. Padahal seharusnya bisa dihindari dengan mengatur jadwal lelang menjadi lebih awal. Sehingga tidak ada lagi alasan bahan baku habis atau apapun.
“Saya melihat pemerintah enjoy dengan ritme seperti ini, padahal bisa kok kita mulai lelang di bulan April, bukan di Oktober seperti yang sering terjadi, karena kita tahu kalau masuk bulan ber… ber… ya musim hujan,“ ungkap Etha saat ditemui di ruang kerjanya.
Dikatakan Etha, pemerintah seharusnya merubah pola penjadwalan lelang berbagai proyek. Seperti diketahui APBD murni biasanya sudah mulai ditetapkan sekitar 30 November dan sekira 15 Desember dipastikan settle, kemudian dilanjutkan penyusunan DPA sekira 3 bulan atau hingga Maret. Artinya di bulan April hingga Juni proyek kecil hingga besar diatas 5 miliar sudah bisa dilelang dan dikerjakan.
“Perubahan harus dilakukan top down, bikin regulasi yang menentukan April harus sudah di lelang, sementara proyek diatas 5 Miliar, maksimal di bulan Juni. Tidak ada lagi alasan kekurangan tenaga. Padahal saya yakin kita sudah didukung SDM handal dan mumpuni untuk mengurusi hal semacam itu (lelang) lebih cepat,” tambahnya. (Kartika Anwar)