KITAMUDAMEDIA, Bontang – Rencana penghapusan Ujian Nasional (UN) pada tahun 2021 mendatang, menuai pro dan kontra. Penghapusan UN sebagai salah satu persyaratan kelulusan pelajar, mendapat sorotan dari kalangan pejabat Bontang, Agus Haris salah satunya.
Wakil Ketua DPRD Bontang itu secara gamblang menyuarakan ketidak sepahamannya dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Menurutnya sistem yang ada saat ini sudah berada pada koridor yang baik untuk menjamin mutu, pasalnya jika sepenuhnya diserahkan ke pihak sekolah, ia khawatir akan mengurangi nilai objektif terhadap siswa-siswi, terlebih jika terdapat hubungan kekerabatan dan hubungan sosial lainya.
“Saya menolak keras sebab ini justru akan menurunkan semangat belajar anak didik dan terobosan ini tidak akan memajukan pendidikan tapi justru sebaliknya. Saya yakin bangsa ini tidak akan mampu bersaing secara global. Efeknya, sistem ini akan mengalami kemunduran SDM bagi anak bangsa ke depan,” ujarnya.
Pernyataan Agus Haris turut diaminkan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Bontang Bambang Cipto Mulyono. Menurut mantan sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bontang itu, prinsip pendidikan yang penting di setiap pembelajaran harus ada evaluasi proses dan hasil, salah satunya diwujudkan lewat ujian nasional dan sejenisnya. Bambang mengatakan, jika UN dihapus, sama saja menghapus salah satu tahapan evaluasi.
“Kalau UN hilang, tes harus diperbanyak. Tapi beban guru akan bertambah. Begitu pun dengan perguruan tinggi yang menerima mahasiswa baru. Perguruan tinggi akan melakukan seleksi secara ketat dan tersendiri karena tidak ada nilai lulusan yang berstandar nasional yang bisa dijadikan patokan,” kata Bambang.
Sementara, Kepala SMK Negeri 1 Bontang Kasman Purba saat dihubungi redaksi kitamudamedia.com merasa keberatan jika UN dihapuskan. Pasalnya, UN memiliki peranan penting dalam mendorong motivasi anak didik untuk belajar.
“Harus ada tolak ukur penilaian dari luar sekolah. Jika hanya berpatokan dengan nilai sekolah, semangat belajar siswa dipastikan akan kendor, karena mereka merasa safe,” tandasnya.
Hal lain diungkapkan oleh Kepala SMA Negeri 2 Bontang, Sumariyah. Ia tidak begitu keberatan jika UN terpaksa dihapuskan, jika memang orientasinya untuk pembentukan karakter siswa.
“Tapi kan kita orientasinya lebih ke akademik apalagi SMA untuk persiapan kuliah. Kalau hasil akhir yang menentukan tetap sekolah, selain tidak ada motivasi belajar bagi siswa, juga tidak begitu berpengaruh untuk masuk perguruan tinggi,” pungkasnya.
Reporter : Yulianti Basri
Editor : Kartika Anwar