KITAMUDAMEDIA, Bontang – Bak petir di siang bolong. Andi Herna yang semula sehat walafiat seketika menderita sakit yang tak biasa. Bukan hitungan hari, tapi jam, Herna didiagnosa menderita tumor. Penyebabnya pun seolah tidak masuk akal, meski kenyataannya pahit harus diterima.
Musibah tak terelakkan, Selasa siang (24/12/2019) peristiwa naas tersebut terjadi. Herna yang merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT) ini terjatuh dari tangga rumahnya setinggi 3 meter, benturan dibagian kepala ternyata berefek ke wajah bagian kirinya. Nyeri luar biasa dirasakan Ibu dari balita berusia 1 tahun 4 bulan itu, kemudian seketika membengkak sangat besar. Ukuran wajahnya pun hampir 2 kali lipat dari normal dengan darah dan nanah.
” Tangga rumah saya kan seperti tangga tukang, pas naik kaki saya meleset, akhirnya jatuh. Waktu jatuh kepala saya duluan, lebam-lebam. Telinga kiri pernah operasi, dan terbentur juga. Gak lama, bengkak. Ini rasanya nyut-nyut mbak,” ceritanya kepada redaksi kitamudamedia.com saat membesuk di RSUD, Jumat sore (27/12/2019).
Seolah tak terbayangkan, bahwa skenario Tuhan yang telah dituliskan untuknya tak berjalan sesuai keinginan. Andi Herna kini harus menahan sakitnya tumor yang menggerogoti wajahnya, dengan kondisi tak berdaya. Untuk makan pun, ia harus dibantu sang suami, Sakbani. Jangankan beraktifitas, menelan bubur saja ia harus menahan sakit yang luar biasa.
Ibu dari anak satu ini, hanya bisa pasrah dengan keadaan dan menerima takdir yang telah digariskan untuknya. Kondisi tubuhnya terbilang lemah, sesekali istri dari Sakbani itu meringis kesakitan.
15 tahun silam, Herna memang pernah menjalani operasi tumor jinak yang berada pada pipi sebelah kirinya. Tapi selama itu, hampir tanpa masalah kesehatan, warga Berbas Pantai tersebut tak menduga, kejadian buruk terjadi. Celakanya, bekas tumor yang diyakini olehnya masih menyisakan akar, terbentur. Keadaan diperparah dengan bekas operasi yang mengeluarkan nanah dan darah.
“Dulu saya memang pernah operasi tumor jinak di telinga kiri, ini mungkin masih ada akarnya, terus jatuh terbentur tapi di kepala sih yang awalnya memar,” katanya sambil menahan sakit.
Wanita berusia 30 tahun ini, sempat berputus asa, untuk mendapatkan perawatan medis, dirinya harus dirujuk ke Rumah Sakit di Samarinda, tapi tidak punya biaya. Sang suami hanya bekerja sebagai kurir di salah satu rumah makan, penghasilan pas – pasan. Sementara untuk ke Samarinda pasti butuh biaya yang tidak sedikit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama dirawat. Terlebih, mereka tak memiliki kerabat di Samarinda. Belum lagi dalam masa perawatan medis, Sakbani terpaksa meninggalkan pekerjaannya agar bisa merawat sang istri.
“Kami tidak ada dana sama sekali. Saya gak tega, suami saya baru kerja sudah dapat cobaan begini. Belum lagi anak saya masih setahun, masih butuh ASI, untung ada yang mau bantu, ” ujarnya sambil mengusap air mata.
Rencananya dalam waktu dekat, Herna akan dirujuk ke RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda.
Sebelumnya, Sakbani telah membawa istrinya ke RSUD Taman Husada Bontang pada 24 Desember 2019. Herna kemudian mendapatkan perawatan medis pada Kamis malam (26/12/2019) di ruang Edelweis lantai 3 RSUD.
“Katanya kalau kondisinya sudah stabil, baru akan dirujuk ke Samarinda,” ujarnya.
Redaksi kitamudamedia.com mengajak para pembaca untuk turut membantu, melalui donasi Kita Peduli. Bantuan bisa diserahkan langsung ke redaksi kami, ataupun transfer ke
Rekening Mandiri :
Werkudara Sampoerna Tama
1480016398276
Info : Yulianti Basri 0821-5562-7514
Bantuan anda akan kami salurkan langsung ke Herna dan suami.
Reporter : Yulianti Basri
Editor KMM : Kartika Anwar