KITAMUDAMEDIA, Bontang – Banyaknya sampah yang dihasilkan oleh pengunjung Pulau Beras Basah, menuai sorotan dari Pegiat Peduli Sampah. Mereka bahkan mengajukan 6 poin tuntutan kepada Pemerintah maupun pengunjung.
Ini 6 poin yang diajukan oleh Komunitas Peduli Sampah kepada Pemerintah dan pengunjung Pulau Beras Basah :
1. Sampahku Tanggung Jawabku. Pengunjung harus membawa kembali pulang sampah yang dihasilkan oleh pengunjung di tempat wisata, khususnya di Pulau Beras Basah.
2. Menghimbau kepada pelaku wisata kuliner yang berada di Pulau Beras Basah agar tidak membuang sampah ke laut dan membawa sampahnya kembali pulang ke daratan
3. Mendorong Pemerintah Kota Bontang untuk membentuk Pokja Peduli Sampah dengan melibatkan komunitas dan organisasi yang peduli terhadap lingkungan untuk menjadi Ranger/Relawan edukator sampah di Pulau Beras Basah
4. Mendorong Pemerintah Kota Bontang untuk memfasilitasi komunitas / organisasi / pemuda untuk melakukan GERAKAN PUNGUT SAMPAH LAUT berupa transportasi penyebrangan dan konsumsi Ranger/Relawan edukator sampah di Pulau Beras Basah
5. Menghimbau Pemerintah agar tidak menyediakan tong sampah di Pulau Beras Basah apabila tidak menyediakan transportasi kapal khusus pengangkutan sampah di Pulau Beras Basah.
6. Menghimbau kepada kapal-kapal pengangkut pengunjung menuju ke Pulau Beras Basah agar selalu mengingatkan kepada pengunjung agar membawa sampahnya pulang kembali ke daratan.
Hal itu tertuang dalam “Deklarasi Laut Bukan Tempat Sampah”, yang juga berisikan petisi tanda tangan oleh beberapa komunitas dan pegiat peduli sampah kota Bontang dan Kota Samarinda.
“Pegiat peduli sampah siap untuk bersama-sama mengawal 6 poin tersebut,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kota Bontang Bambang Cipto Mulyono menyebut bahwa pihaknya setuju dengan permintaan para pegiat peduli sampah agar pengunjung membawa pulang kembali sampah yang dihasilkan.
“Tapi kalau untuk tidak menempatkan tong sampah disana saya kurang sepaham, karena nanti malah dibuang langsung ke laut. Memang kesadaran pengunjung ini masih sangat kurang,” ujarnya.
Bambang menambahkan, bahwa selama ini pihaknya juga mendukung terlaksananya kegiatan pegiat peduli sampah jika melakukan kegiatan bersih-bersih dengan memberikan fasilitas transportasi laut. “Tapi kalau untuk dilakukan secara berkelanjutan, kami harus menyusun anggaran dulu,” katanya.
Sementara untuk pembentukan Pokja Peduli Sampah ditanggapi oleh Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang Taufan Yuniar yang menyebut, bahwa pembentukannya masih menunggu pengesahan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPDA).
“Beras Basah memang merupakan kawasan wisata, seharusnya ada pengelolaan. Tetapi kalau untuk pembentukan Pokja masih menunggu RIPPDA,” ujarnya.
Perihal permintaan tidak disediakannya tempat sampah di Pulau Beras Basah, Taufan tidak mempermasalahkan hal tersebut. Menurutnya, hal itu juga memiliki nilai positif, agar pengunjung dapat membawa pulang sampah mereka.
“Selama ini kita telah menyediakan kontainer sampah di sekitar pelabuhan Tanjung Laut. Disana setiap pagi juga ada petugas yang mengangkut sampah,”pungkasnya.
Reporter : Yulianti Basri
Editor KMM : Kartika Anwar