KITAMUDAMEDIA, Bontang – Ramadhan hanya tinggal beberapa hari lagi, nampak berbeda dari tahun – tahun sebelumnya. Kali ini kondisi tidak mudah sedang dihadapi seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia karena wabah Covid-19.
Virus tersebut memaksa banyak tradisi ramadhan harus dihilangkan sementara waktu. Diketahui, pemerintah bahkan menghimbau untuk tidak melaksanakan salat tarawih berjamah di masjid dan tetap physical distancing atau jaga jarak fisik antar manusia.
Tidak bisa dipungkiri, kondisi ini meresahkan para pedagang yang biasa berjualan Takjil di sepanjang jalan trotoar Kota Bontang atau melalui bazar ramadhan.
Aisyah, salah seorang pedagang yang rutin berjualan takjil setiap ramadhan, mengaku resah jika tidak diizinkan berjualan, pasalnya berbagai persiapan seperti berbelanja bahan baku sudah ia lakukan jauh hari sebelum virus corona merebak.
” Bagaimana kami ini, sudah belanja banyak. Persiapan uda dari jauh hari juga,” ungkapnya dengan nada sedih.
Pada kesempatan berbeda, reporter kitamudamedia.com mengkonfirmasi hal tersebut kepada Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni. Melalui pesan singkatnya Neni menyampaikan bahwa para pedagang tetap boleh berjualan takjil, tapi tidak berkelompok dan harus disiplin menjaga jarak demi keamanan bersama.
” Berjualan jarak 1,5 meter, pembeli juga harus jaga jarak 1,5 meter, ” tegasnya.
Berbeda dengan pelaksanaan bazar ramadhan, Wali Kota menghimbau untuk tidak menggelar pasar ramadhan atau bazar seperti sebelumnya, karena beresiko mengundang kerumunan massa.
” Bazar tidak dianjurkan, kalau jualan di bazar pasti kumpul orang – orang, jadi nggak usah bazar, kasih tahu warga,” pesannya kepada redaksi kitamudamedia.com
Neni menghimbau warga untuk tetap menjaga kesehatan, kebersihan, stamina, jaga jarak, gunakan masker, cuci tangan dan tetap dirumah saja.
Reporter : Atiek Puji
Editor : Kartika Anwar