Awesome Logo
Tersedia ruang iklan, informasi hubungi 08125593271                    Segenap Pimpinan dan Redaksi Kita Muda Media Mengucapkan Marhaban ya... Ramadhan 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin                    Patuhi Protokol Kesehatan dan Jaga Imunitas                    Follow Medsos KITAMUDAMEDIA FB : kitamudamedia, Fan Page FB : kitamudamedia.redaksi, IG : kitamudamedia.redaksi, Youtube : kitamudamedia official                                   Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1442 H                         

Cerita Perawat di Balik Kamar Karantina Hotel Grand Mutiara : Ada Rindu yang Membuncah

KITAMUDAMEDIA, Bontang – Rindu!!! Hanya rasa itu yang kerap kali menghantui My, perawat berusia 36 tahun yang tengah menjalani masa karantina di Hotel Grand Mutiara, di Jalan Arif Rahman Hakim, Bontang Barat sejak tiga hari yang lalu (24/4/2020).

Ibu dari 3 anak tersebut, mau tidak mau harus menjalani hari – hari berbeda sejak pandemi covid-19 menyerang Indonesia, terlebih saat masuk ke Kota Bontang. Bagaimana tidak, profesinya mengharuskannya menjadi garda terdepan dalam melawan virus Covid-19. Memang tak mudah. Butuh kerja keras dan pengorbanan. Tim medis, saat ini menjadi pahlawan di tengah pandemi corona. Tak henti-hentinya mereka bekerja keras merawat pasien yang terjangkit Covid-19. Terlebih, saat ini di Bontang kasus Covid-19 kian meningkat. 9 orang terkonfirmasi positif, 8 dirawat di RSUD Taman Husada Bontang, sementara 1 orang lainnya kini telah dinyatakan sembuh.

My yang bertugas sebagai tim covid-19 Kota Bontang kini bersama puluhan tenaga kesehatan lainnya di karantina pasca menerima hasil rapid test positif, meski hasil tersebut hanya screening awal, namun pemerintah Kota Bontang mengambil langkah cepat untuk mencegah penyebaran virus corona dengan melakukan isolasi terhadap puluhan tenaga kesehatan (nakes) dan pekerja di fasilitas kesehatan di Hotel Grand Mutiara. Mereka terdiri dari dokter, perawat, bidan, hingga cleaning service.

Kepada redaksi kitamudamedia.com, wanita 36 tahun itu bercerita, hampir tidak percaya harus menjalani kondisi ini (karantina), meninggalkan anak dan suami dalam waktu lumayan lama. Ketika hasil rapid test diumumkan rasanya seperti disambar petir. Saat itu seluruh tenaga medis di tempat ia bekerja menjalani rapid. Usai diambil darah pada pukul 7 malam, ia resah menunggu hasil. Pasalnya, hanya tenaga kesehatan dengan rapid positif, yang akan ditelepon oleh atasan.

Baca Juga  2000 Penari Jepen dan Paduan Suara akan Memeriahkan HUT Bontang

“Kayak disambar petir dapat telepon pagi-pagi kalau ternyata rapid positif,” tuturnya.

Selama masa isolasi, mereka tak diperkenankan untuk bertemu dengan keluarga. Ditanya perihal itu, ibu dari 3 anak itu tak kuasa menahan kesedihannya. Ia mengungkapkan, hanya bisa melepas rindu dengan keluarga melalui video call. Terlebih buah hatinya kini masih berusia belia, 7 bulan, 8 tahun, dan 10 tahun.

“Kalau kangen cuma bisa video call mbak, sehari bisa sampai 10 kali. Saya kan petugas Covid, dulu awal-awal saya cuma dikarantina seminggu, kalau yang sekarang saya gak tahu sampai kapan nanti, karena kami baru hari ini (27/4/2020) diswab, ” katanya dengan nada lirih.

Namun, dengan nada optimis, My yakin semua akan segera berlalu dan berakhir indah. Menjalani hari demi hari dengan penuh semangat harus dilakukan. Menghabiskan waktu di kamar saja, tak membuat para tim medis ini mati gaya.

My bersama rekan – rekannya yang juga masuk dalam tim Covid-19, menghabiskan hari-harinya dengan rajin berolahraga, dan bersih-bersih kamar. Selama di karantina, ia sekamar dengan satu rekan seprofesinya.

Setiap harinya ia menjaga daya tahan tubuh dengan berolahraga zumba via online bersama rekan-rekan medis lainnya.

“Hari pertama kami olahraga di lorong, tapi karena harus jaga physical distancing, jadinya olahraga di kamar aja sekarang,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon seluler.

Untuk meningkatkan imun tubuh, selain berolahraga, berjemur, dan mengkonsumsi makanan bergizi yang telah disiapkan oleh pemerintah, My mengaku juga kerap menghabiskan waktunya dengan nonton drama korea melalui handphone.

“Nonton mbak, nonton drakor yang lagi booming itu, hehehe, lancar nontonnya ada wifi juga disini,” katanya.

Tak jauh berbeda, Sp yang juga merupakan perawat yang dikarantina di Hotel Grand Mutiara mengaku banyak melakukan olahraga online di kamar. “Tetap jaga jarak, olahraga dan bersih-bersih aja di kamar, intinya menerapkan pola hidup sehat,” ujarnya.

Baca Juga  Pasca Pegawai TU Puskesmas Bontang Utara I Positif Covid-19, 2 Dokter Ikut Diisolasi

Selain itu, ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan membaca Alquran, untuk menambah amalan di bulan suci ramadhan ini.

“Ya paling baca berita, tadarusan, kadang-kadang juga nonton drakor (drama korea), diskusi tentang pasien dengan teman sekamar, karena walau dikarantina kami tetap komunikasi dengan teman-teman kami yang masih bertugas,” sebutnya.

Tak lupa ia berpesan kepada masyarakat agar tetap menjaga physical distancing, menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan meminta kepada pasien untuk menceritakan semua riwayat perjalanan aktivitas dan kontak kepada petugas, demi kebaikan bersama.

“Jangan distigma orang yang terinfeksi, karena bukan aib tetap harus diberi dukungan biar semangat pulih, dan jangan mudah menerima informasi yang belum tentu kebenarannya,” pungkasnya.

Reporter : Yulianti Basri
Editor : Kartika Anwar

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply