KITAMUDAMEDIA, Bontang – Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Bontang melakukan survei di sejumlah titik, utamanya pasar tradisional seperti Pasar Rawa Indah dan Citra Mas Loktuan.
Aji Erlymawati Sekda Bontang sekaligus Plt Kepala DKP3 yang memimpin peninjauan, memastikan tidak ada telur infertil beredar di Bontang.
Mereka meninjau pedagang yang khusus menjual telur lokal Kalimantan. Mengingat jika ada yang menjual telur infertil dari luar daerah Kalimantan, harganya tidak masuk akal dan jaraknya juga jauh, sehingga membutuhkan waktu pengiriman yang cukup lama.
Sedangkan telur yang biasa disebut hatched egg (HE) ini, jangka waktu bertahannya lebih singkat dibandingkan telur biasanya atau lebih cepat busuk.
“Di Bontang ini yang ambil lokalan tidak banyak, paling sekitar 5 persen. Kita tanyakan bahkan kita beli, dipecahkan, baru dilihat tidak ada, ungkapnya.
Meski aman dikonsumsi, namun telur jenis ini diperkenankan untuk diperjualbelikan. Hal itu telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.
“Tentunya kalau dijual kan merusak harga, ini sanksinya bisa pada pencabutan usaha,” tegasnya.
Jika dilihat secara bentuk, telur tersebut berwarna lebih pucat mirip telur ayam kampung. Namun ukurannya seperti ayam ras. Bila dibandingkan telur ayam ras, relatif lebih cepat rusak sehingga kurang direkomendasi untuk dikonsumsi.
Reporter : Yulianti Basri
Editor : Kartika Anwar