KITAMUDAMEDIA – Setelah sempat ditunda sementara, PT Pertamina (Persero) memutuskan tidak melanjutkan pembangunan Grass Root Refinery (GRR) atau kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya sudah mengkaji proses yang ada sebelum pembatalan Kilang Bontang. Sementara kilang yang lainnya masih tetap lanjut.
“Kita bangun kilang dan upgrade itu kita hitung lagi. Sebelumnya ada enam kan, empat upgrade dan dua bangun baru. Ini kita koreksi. Kita hanya bangun 1 kilang baru dengan upgrade 4 kilang existing. Yang baru Tuban, Bontang kita tidak,” kata Nicke saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR yang disiarkan secara virtual, Senin (29/6) dilansir dari kumparan.com.
Nicke menjelaskan pembatalan ini juga sudah melihat kondisi terbaru, termasuk dari sisi permintaan. Keputusan ini juga diambil tidak terlepas dari Pertamina yang ditinggal mitranya asal Oman, Overseas Oil and Gas LLC (OOG).
Meski begitu, Nicke mengaku masih ada kerja sama lain dengan OOG. Pertamina dan OOG pertama kali menjajaki kerja sama ini pada Desember 2018.
“Dengan OOG kan juga mundur juga kan. Jadi ini sesuai demand yang ada. Kita membangun nggak cuma kilang, tapi integrasi juga sama sama petrochemical,” tandasnya.
Sebagai catatan, proyek Grass Root Refinery (GRR) atau kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur ini merupakan proyek besar dengan nilai investasi mencapai USD 15 miliar.
Proyek GRR Bontang mulanya ditargetkan mampu membangun kilang baru berkapasitas 300 ribu barel per hari. OOG memenangkan status strategic partner setelah bersaing dengan beberapa kompetitor lain untuk menggarap proyek ini bersama Pertamina. (Redaksi)