KITAMUDAMEDIA – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah memberikan perhatian khusus kepada tenaga medis di seluruh Indonesia, berupa jaminan kesehatan dan kesejahteraan dalam momentum Hari Pahlawan 10 November. IDI menyebut para tenaga medis yang masih bertugas maupun telah gugur selama pandemic Covid-09 merupakan sosok pahlawan.
“Kami berharap, pemerintah turut mengapresiasi pengorbanan setiap tenaga medis dan kesehatan yang terlibat dalam penanganan Covid-19 ini dengan memberikan jaminan kesehatan dan kesejahteraan dari negara baik pada tenaga medis dan kesehatan yang masih menjalankan tugasnya, maupun yang sedang dirawat, dan juga yang sudah wafat.,” kata Ketua Tim Mitigasi IDI Adib Khumaidi melalui keterangan tertulis yang diterima, Selasa (10/11).
Adib mengatakan momentum Hari Pahlawan kali ini juga bisa menjadi refleksi seluruh masyarakat untuk menolong tenaga medis dari ancaman virus yang bisa mengakibatkan kematian. Refleksi ini bisa dilakukan masyarakat dengan terus memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, kata Adib, masyarakat juga harus memberikan dukungan moral dan mental kepada para ‘pahlawan’ tenaga medis yang dapat membantu mereka melalui krisis pada saat ini dan masa mendatang.
“Dalam situasi pandemi saat ini, para petugas medis dan kesehatan adalah pahlawan dalam arti sebenarnya. Mereka berani dan kuat pada saat ketakutan. Mereka muncul setiap hari untuk melawan virus corona, bahkan sering kali dengan membahayakan kesehatan mereka dan keluarga mereka. Bahkan tidak sedikit yang kehilangan nyawa karenanya,” ujarnya.
Terkait data kematian, Adib memaparkan dalam 8 bulan pandemi Covid-19 di Indonesia, IDI mencatat terdapat total 282 petugas medis dan kesehatan yang meninggal setelah terinfeksi Covid-19, yang terdiri dari 159 dokter, 9 dokter gigi, dan 114 perawat.
Dari jumlah itu, ada 84 dokter umum yang 4 di antaranya merupakan guru besar, kemudian 73 dokter spesialis yang 6 di antaranya juga merupakan guru besar, serta 2 residen. Mereka berasal dari 20 IDI wilayah (provinsi) dan 71 IDI cabang kabupaten/kota).
IDI mencatat, provinsi Jawa Timur menjadi daerah yang menyumbang angka kematian dokter terbanyak yaitu 36 dokter. Kemudian DKI Jakarta 26 dokter, Sumatera Utara 24 dokter, Jawa Barat 12 dokter, Jawa Tengah 11 dokter, Sulawesi Selatan 7 dokter, Banten 6 dokter, Bali, Kalimantan Timur, DI Aceh masing-masing 5 dokter, Riau dan Kalimantan Selatan masing-masing 4 dokter.
Kemudian, Sumatera Selatan dan Kepulauan Riau masing-masing 3 dokter, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Utara masing-masing 2 dokter, Papua Barat, Sumatra Barat, Bengkulu masing-masing 1 dokter, serta masih ada satu dokter yang menunggu verifikasi. (CNN)
Editor : Redaksi