Awesome Logo
Tersedia ruang iklan, informasi hubungi 08125593271                    Segenap Pimpinan dan Redaksi Kita Muda Media Mengucapkan Marhaban ya... Ramadhan 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin                    Patuhi Protokol Kesehatan dan Jaga Imunitas                    Follow Medsos KITAMUDAMEDIA FB : kitamudamedia, Fan Page FB : kitamudamedia.redaksi, IG : kitamudamedia.redaksi, Youtube : kitamudamedia official                                   Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1442 H                         

Banyak Usia Sekolah Jadi Pecandu Narkoba, dari Ikut-ikutan Sampai Nekat Mencuri

KITAMUDAMEDIA, Bontang – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat dari 87 juta populasi anak di Indonesia, sebanyak 5,9 juta diantaranya menjadi pecandu narkoba. Kebanyakan dari mereka berusia 14 hingga 20 tahun. Tidak terkecuali di Kota Taman.

Duta Genre Kalimantan Timur sekaligus penggiat narkoba Kota Bontang Syailendra Legenda Setiayawan menyebut, kebanyakan usia sekolah yang kecanduan napza, mendapatkan barang haram itu dari orang terdekat dan teman sebayanya. “Kebanyakan ya baru naik SMA, dan mendekati lulus sekolah,” ungkapnya.

Selama menjadi penggiat narkoba, setidaknya pada tahun ini ia sudah menangani sekira 20 orang rekan sebayanya, yang masih duduk di bangku sekolah. Faktornya beragam. Ada yang hanya sekedar ikut-ikutan, ada juga karena dampak psikologis lantaran menjadi korban broken home. Namun tak jarang, lantaran pergaulan lingkungan sekitar.

“Mereka biasanya pakai kalau lagi nongkrong bareng, sambil minum-minum (alkohol) juga,” ujarnya.

Butuh waktu untuk menyadarkan mereka kata pelajar kelas 10 tersebut. Utamanya dengan melakukan upaya pendekatan. “Dari semuanya itu, ya tidak semua mau berubah dan berhenti. Nah yang sudah lepas, itu karena mau mengikuti kegiatan positif, seperti aktif di organisasi,” jelasnya.

Usia sekolah tersebut lebih cenderung kecanduan narkotika jenis double L, maupun koteng atau minuman berenergi yang dicampur dengan obat batuk. “Mereka itu sedang mencari jati diri, pengen disegani, pengen dibilang nakal,” katanya.

Dari total 20 orang yang ditemui oleh Tulen panggilan akrabnya, 5 diantaranya merupakan perempuan. Menurutnya, bahaya napza bisa mengintai siapa pun. Dari kalangan mana pun, tanpa mengenai usia bahkan gender.

Padahal, ia juga telah bekerjasama dengan guru di sekolah. Guru membantu dalam menginformasikan perilaku sang anak kepada orang tua. Sementara duta genre sekaligus penggiat narkoba seperti Syailendra fokus pada pendekatan terhadap si pengguna.

Baca Juga  PJU di Jalan Sultan Syahrir Bontang Banyak Padam Penyebab Lakalantas 

“Kami memang tugasnya itu. Makanya sudah dibina juga sebelumnya, paling tidak kita paham ciri-ciri pengguna,” ujarnya.

Tak jarang diungkapkan anak pertama dari tiga bersaudara itu, rekan sebayanya yang sudah kecanduan kadang melakukan hal di luar akal sehat. Mulai dari membohongi orang tua bahkan hingga mencuri.

“Dari pengakuannya, mereka nekat mencuri barang seperti helm, sepeda, dll. Kemudian dijual dan dipakai untuk beli minuman atau double L,” bebernya.

“Tapi kami tidak gentar, tetap semangat dalam membantu semua pihak memberantas narkoba. Ini saya berencana mau mengadakan kemah, sekaligus sosialisasi bahaya narkoba, jadi isinya ya pelajar, kalau perlu mereka yang pernah pakai (narkoba) tapi sudah bisa lepas, akan diundang juga,” pungkasnya.

Menanggapi hal ini, Plh Kepala BNNK Bontang I Made Sukajana menyebut, pihaknya tengah berupaya melakukan pencegahan dan pemberantasan narkoba di Bontang. Memang, salah satunya dengan membentuk relawan dan penggiat anti narkoba. Bahkan, Tim Terpadu yang diketuai oleh Wali Kota Bontang dan OPD hingga instansi vertikal sebagai anggota di dalamnya juga sudah dibentuk.

“Kami serius menangani ini, kami sudah lakukan berbagai upaya pencegahan, termasuk terus melakukan penyuluhan,” ujarnya.

Sebelumnya rutin dilakukan penyuluhan di sekolah, namun beberapa bulan belakangan ini terhalang pandemi, apalagi pelajar harus menjalani school from home.

“Pelajar memang rentan, makanya itu juga menjadi perhatian kami, dengan terus melakukan penyuluhan. Tapi yang terpenting peran keluarga menjadi pondasi paling kuat dalam membantu memberantas narkoba, pengawasan terhadap anak menjadi hal yang sangat penting,” tandasnya.

Reporter : Yulianti Basri
Editor : Kartika Anwar

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply