KITAMUDAMEDIA, Bontang – Pemberlakuan Surat Keputusan (SK) tentang wajib swab bagi penjaga pasien, dikeluhkan oleh Lilis salah seorang penjaga pasien di RSUD Bontang.
“Kita paham juga semua harus steril, demi kesehatan dan keamanan bersama, tapi orang masuk rumah sakit ini bukan seperti orang yang mau jalan jalan, sudah punya persiapan biaya, tapi musibah. Berat rasanya dibebankan biaya antigen lagi walaupun harganya dikurangi,” pungkasnya ditemui di lobi RSUD Bontang, Kamis (29/04/2021).
Menanggapi hal tersebut PLT Direktur RSUD Bontang Bahauddin mengatakan kebijakan tersebut diberlakukan sebab pihaknya berkaca dari pengalaman sebelumnya, pasien yang awalnya tidak terjangkit Covid-19 jadi terjangkit akibat pengunjung yang lalu lalang.
“Sebelumnya ada 3 pasien yang positif padahal sebelumnya negatif, kita sudah periksa semua termasuk pasien ternyata negatif, dan kami mengambil kesimpulan kemungkinan yang membawa virus ini kalau bukan penjaga atau yang membesuknya,” ujarnya ditemui di RSUD Bontang, Kamis (29/4/2021)
Lebih lanjut ia menjelaskan kebijakan tersebut guna menjaga kesterilan pasien, demi keamanan bersama. Meski begitu untuk meringankan beban keluarga maka pihaknya melakukan pemotongan harga 60 persen dari yang sebelumnya.
“Satu pasien itu harus dijaga oleh satu orang saja, boleh lebih namun secara bergantian dengan catatan harus rapid juga, kami juga tidak mau membebani masyarakat makanya kami ksi diskon sampai 100 ribu,” pungkasnya.
Disinggung soal regulasi tersebut, apakah akan ada perubahan mekanisme dengan cara menggratiskan biaya rapid, Bahauddin mengatakan tidak akan ada, sebab barang yang pihaknya dapatkan bukan barang gratis.
“Ini barang kami juga beli, tidak memungkinkan ada yang gratis, lumayan loh RS sudah kasih diskon, cuman 100 ribu saya pikir tidak terlalu berat yah, kecuali tidak ada pemotongan,’ tandasnya.
Reporter : Iqbal Tawakkal
Editor : Kartika Anwar