KITAMUDAMEDIA, Bontang – Selain sopir bus yang ada di Terminal Bontang, imbas dari larangan mudik pun dirasakan oleh sopir travel yang juga beroperasi dengan rute yang sama. Tidak adanya penumpang menjadi keluhan yang dirasakan.
“Sangat terasa sekali ini, biasanya itu kalau sudah mendekati lebaran seperti ini adalah uang buat kita simpan sama untuk lebaran, tapi kalau sekarang terasa sekali,” pungkas Anto sopir travel tujuan Samarinda ditemui di pangkalan terminal, Selasa (11/5/2021).
Anto merasa pendapatannya sudah berkurang sejak adanya corona ditambah lagi berkali-kali lockdown, kemudian adanya edaran tentang larangan mudik membuat pendapatannya semakin terpuruk, bahkan pernah 3-4 hari tidak berangkat sama sekali.
“Kalau tahun lalu covid itu okelah masih ada, kenapa ada lagi lockdown yang berkali-kali itu sudah mulai sepi, apalagi sekarang ada larangan mudik ini makin tidak ada sudah, sangat sepi sekali ini penumpang, bahkan 3 sampai 4 hari ini tidak ada penumpang,” pungkasnya.
Dampaknya pendapatan menurun drastis, yang biasanya Rp 600 ribu per hari, kini untuk mencari Rp 300 ribu saja sangat sulit.
Tak ayal, demi menyambung perekonomian, ia rela banting harga hanya demi mencari penumpang, bahkan tak hanya itu, untuk menambah pendapatan ia juga rela menerima pesanan ketika ada titipan barang.
“Kami dapat Rp 300 ribu aja itu syukur sekali sekarang, kalau dulu bisa sampai Rp 600 ribu itu digabung hasil dari Samarinda sudah itu, kalau sekarang susah, makanya dari harga normal Rp 400 ribu kita kasih Rp 300 ribu aja sudah, bahkan kalau mau lebaran begini biasanya 500 tapi mau diapa, dari pada tidak ada sama sekali, kalau ada barang yang dititip juga yah bisa jadi tambahan,” ungkapnya.
Dia berharap kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan masyarakat, khususnya para sopir travel atau bus, sebab Anto merasa kondisi sangat prihatin, bahkan ada yang terpaksa menginap di terminal.
“Kasihan bahkan ada yang sampai menginap, apalagi yang benar-benar sumber pemasukannya dari sini kan kasihan juga, belum lagi ada yang masih nyicil mobilnya, kami sih berharap ke pemerintah untuk lebih perhatian lagi, dan memberikan kami kebijakan atau kelonggaran untuk tidak melarang atau membatasi penumpang, kami juga ingin mencari nafkah,” terangnya.
Reporter : Iqbal Tawakkal
Editor : Kartika Anwar