KITAMUDAMEDIA, Bontang – Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyambut datangnya hari kemenangan Idul Fitri, baik itu dengan konvoi maupun ‘baca-baca’ seperti tradisi nenek moyang dulu.
Baca – baca istilah yang digunakan untuk serangkaian kegiatan memanjatkan doa di malam takbiran, jelang Idul Fitri. Pelengkapnya disuguhkan berbagai hidangan yang dipercayai penuh keberkahan setelah berdoa bersama.
Tak lupa, doa juga tujukan kepada mendiang keluarga yang telah lebih dulu berpulang ke rahmatullah.
Keluarga Ratna, salah satu yang masih melakukan tradisi tersebut. Ia mengaku kebiasaan tersebut sudah puluhan tahun ia dan keluarganya lakukan, baik menyambut maupun melepas bulan suci Ramadhan.
“Setiap tahun dilakukan, biasa itu sehari sebelum Ramadhan sama sehari sebelum Idul Fitri, dari nenek-nenek dulu sudah melakukan ini,” ujarnya, Rabu malam (12/5/2021).
Tradisi ini dipercaya sebagai tanda syukur terhadap sang kuasa atas kesehatan yang diberikan, serta mengirim doa kepada sang pendahulu.
“Kita mendoakan nenek-nenek kita juga sekalian, jadi bukan musyrik tapi ini memang sudah tradisi dari nenek moyang, apalagi orang bugis,” pungkasnya.
Selain itu Ratna juga menjelaskan, makanan yang telah disajikan tersebut baru dapat disantap apabila ustad yang dipercaya untuk memandu telah selesai melakukan ritual ‘baca-baca’.
“Boleh sih dimakan tapi yang sudah dipisah, kalau yang untuk dibaca nanti dimakan kalau sudah selesai pa’ doanya (pembaca/ustad) membaca,” terangnya.
Reporter : Iqbal Tawakkal
Editor : Kartika Anwar