Awesome Logo
Tersedia ruang iklan, informasi hubungi 08125593271                    Segenap Pimpinan dan Redaksi Kita Muda Media Mengucapkan Marhaban ya... Ramadhan 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin                    Patuhi Protokol Kesehatan dan Jaga Imunitas                    Follow Medsos KITAMUDAMEDIA FB : kitamudamedia, Fan Page FB : kitamudamedia.redaksi, IG : kitamudamedia.redaksi, Youtube : kitamudamedia official                                   Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1442 H                         

Kata Psikolog! Kenali Penyebab dan Cara Menyelamatkan Seseorang yang Berniat Bunuh Diri

SEPANJANG tahun 2021 terlihat cukup banyak kasus bunuh diri yang ada di Kota Bontang. Setidaknya 6 bulan pertama tahun 2021, terpantau terjadi 4 peristiwa bunuh diri. Motifnya macam – macam, bahkan usia pelaku dari muda hingga tua.

Psikolog Forensik Bontang P Hendro Martono psi.mm.psikolog menjelaskan, terdapat beberapa faktor penyebab munculnya niat untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri, baik pelakunya dari kelompok usia dewasa maupun remaja.

“Dari fenomena ini biasanya, bunuh diri itu ada dua tingkatan usia pelakunya biasa yang dewasa dan remaja, dan mereka ada alasan masing-masing,” ujarnya, Rabu (16/6/2021).

Ia juga menjelaskan, faktor utama penyebab bunuh diri yang kerap dilakukan oleh usia dewasa yakni ekonomi, sementara di kalangan remaja faktornya akibat tidak terkontrolnya emosional diri.

“Kalau dewasa itu biasanya latar belakangnya karena himpitan ekonomi, atau faktor penyakit, kemudian kalau remaja karena kondisi emosionalnya, dia tidak bisa mengontrol akibat tidak tau menyalurkannya dimana,” pungkasnya

Tak hanya itu, korban broken home atau keretakan dalam rumah tangga ternyata juga menjadi pemicu. Kebiasan orang tua yang suka membanding-bandingkan anak, kerap membuat anak depresi.

Dari pengamatan Hendro, kebanyakan anak merasa tidak dihargai oleh keluarga dan lingkungannya. Orang tua hendaknya lebih menghargai keberadaan anak, sehingga mereka tidak merasa terasingkan.

“Ini sudah sering saya sampaikan ke orang tua, jangan sampai melabel anaknya, jangan sampai dia merasa direndahkan, apalagi dibanding-bandingkan dengan saudara, ditambah lagi faktor orang tua yang sibuk dan tidak ada waktu dengan anaknya. Yang tahu masalah sebenarnya itu orang tua, jangan sampai dia merasa tidak dianggap di keluarganya,” jelasnya.

Ia menyarankan, apabila orang tua tidak memiliki waktu untuk quality time bersama anaknya, setidaknya komunikasi dapat dijaga, terlebih di era digital bisa memanfaatkan banyak sarana.

Baca Juga  Pot Plastik, Pot Keramik, Pot Beton, Apa Kelebihan dan Kekurangannya?

Menurutnya kebutuhan anak tak hanya sekedar materi, melainkan kasih sayang serta peran orang tua dalam kehidupannya.

“Kalau orang tua sibuk, minimal video call, apa susahnya kalau dikabarin saja, sekarang sudah modern, banyak orang tua yang mengatakan kamu butuh apa aku akan siapkan, sebenarnya anak bukan butuh itu, yang dia butuhkan itu kasih sayang dan kehadiran orang tua,” bebernya.

Lebih lanjut Hendro menjelaskan, ciri dari gejala depresi tersebut ialah, cenderung menutup diri, Introvert, tidak berani berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.

Gejala tersebut dapat teratasi dengan pantauan orang sekitarnya, salah satu caranya sering berdiskusi.

“Tentunya harus bisa memberi pemahaman yang positif, mengajaknya sharing, memberikan energi positif ke mereka, mengajaknya dekat dengan agama, dan senantiasa berkata baik,” jelasnya.

Melakukan hal – hal positif serta bergaul dengan lingkungan yang berkontribusi baik dalam kehidupan kita, merupakan upaya penting untuk menghindari depresi. .

“Orang tua atau orang sekitar menjadi faktor utama, intinya harus ada kedekatan emosional,” ungkapnya.

Tanda – tanda
Lalu, apa saja tanda dan gejala seseorang yang berpotensi akan mengakhiri hidupnya?

1. Tidak banyak bicara untuk bunuh diri
Seseorang yang mengutarakan keinginannya untuk bunuh diri, potensi orang tersebut untuk bunuh diri lebih rendah dibanding orang yang diam-diam berkeinginan mengakhiri hidupnya. Mengutarakan ingin bunuh diri bisa dianggap sebagai upaya mencari perhatian.

Tapi bukan berarti dia tidak akan bunuh diri, solusi terbaik ialah ajak orang itu ngobrol dan dengarkan apa permasalahannya. Alasan ia mengutarakan keinginannya, biasanya orang hanya butuh didengarkan. Kemudian juga merangkul orang yang tampak sangat muram tapi tak mau membicarakan apapun.

2. Sudah banyak diam
Orang yang biasanya ceria, banyak bicara, dan tidak biasa diam, karena suatu masalah yang sangat membebaninya, ia terlihat diam terus menerus dan jarang berbicara.

Baca Juga  Harga BBM Non Subsidi Pertamina di Seluruh SPBU Resmi Turun!

3. Kehilangan minat dari hal kesukaan
Perlu dicurigai juga, diberi perhatian lebih, dan jangan tinggalkan seseorang yang sudah tidak memiliki minat terhadap apapun. Padahal di satu waktu orang itu sangat menyukai dan tidak bisa meninggalkan hobinya.

4. Berperilaku tidak seperti biasanya
Tidak hanya secara interaksi sosial, mereka yang menunjukkan gejala depresi dan ingin bunuh diri, dari keseharian ia akan lupa pada diri sendiri. Seperti lupa makan atau sebaliknya kebanyakan makan. Kurang tidur atau kebanyakan tidur hingga berhari-hari.

Jadi, penting untuk Anda peduli sekitar khususnya orang terdekat Anda untuk mencegah depresi yang akut hingga seseorang tersebut nekat untuk bunuh diri.

Reporter : Iqbal Tawakkal
Editor : Kartika Anwar

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply