KITAMUDAMEDIA, Bontang – Anggota Komisi I DPRD Bontang Abdul Haris mengklaim kebijakan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kurang ideal. Ia menilai Disdikbud tidak mempertimbangkan kondisi dan situasi sekolah swasta.
Abdul Haris menyebut dari kebijakan yang ada, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri diberikan kuota siswa kurang lebih 1750 dari lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekira 2500an.
SMK ataupun SMA swasta dipastikan hanya diberikan kuota siswa sekitar 700 saja, dan harus dibagi kepada lebih dari 20 sekolah swasta di Bontang.
“Seharusnya kebijakan tersebut beriringan dengan aspek sekolah swasta, kasihan lah kalau kuotanya sedikit sekali, padahal jumlah sekolah SMK atau SMA swasta itu ada 20an. bagaimana sudah cara pembagiannya itu,” ujarnya dihubungi, Kamis (17/6/2021)
Politisi yang juga mantan guru swasta tersebut mengatakan seharusnya ada keseimbangan perlakuan antara SMK/SMA negeri maupun swasta. Lantaran tidak ada jaminan khusus sekolah Negeri lebih baik daripada swasta.
“Tidak perlu setara lah, minimal perlakuannya tidak terlalu mencolok, karena tidak ada jaminan negeri itu bagus, begitupun swasta, tidak ada jaminan swasta itu jelek, semua sekolah sama tergantung dari siswanya lagi, karena kalau begini, negeri gemuk swasta kurus pastinya,” pungkasnya.
Besar harapannya agar tahun berikutnya kebijakan tersebut dapat diperhatikan dan direvisi, pun menghimbau agar sekolah negeri tidak berambisi lagi untuk mendapatkan siswa sebanyak mungkin, melainkan fokus menciptakan siswa yang berprestasi.
“Paling tidak kebijakan penerimaan siswa baru tidak perlu negeri berambisi untuk dapat siswa baru lagi, yang harus dituju bagaimana menciptakan siswa yang berprestasi,” jelasnya.
Ia mendorong agar seluruh kepala sekolah SMK/SMA swasta di Bontang untuk berkomunikasi dengan Disdikbud Provinsi, agar kebijakan tersebut dapat diperbaharui.
“Saya dorong dan ini patut untuk diperjuangkan,” sambungnya.
Reporter : Iqbal Tawakkal
Editor : Kartika Anwar