KITAMUDAMEDIA, Bontang – Pandemi menyebabkan kontraksi ekonomi terjadi di berbagai sektor, mulai dari industri besar hingga usaha rumahan. Faktor tersebut menjadi salah satu penyebab meningkatkan angka kemiskinan di Kota Bontang.
Redaksi kitamudamedia.com menghimpun data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bontang. Tercatat angka kemiskinan per tahun 2020 sebanyak 7,91 ribu jiwa, mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 lalu,yakni sebanyak 7,47 ribu jiwa, naik sekitar 440 jiwa pada tahun 2020.
Kepala BPS Bontang Widiyantono memaparkan faktor meningkatnya angka kemiskinan tersebut akibat tingginya angka pengangguran selama pandemi sehingga menjadi faktor meningkatnya angka kemiskinan.
“Karena terdampak Pandemi, faktor pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi (negatif) dan pengangguran juga meningkat di tahun 2020,” kata Widi saat dihubungi, Rabu (21/07/2021).
Ia menjelaskan, dalam mengukur angka kemiskinan pihaknya menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs approach) berdasarkan Handbook on Poverty and Inequality yang dikeluarkan World Bank.
Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan & bukan makanan).
“Pengukurannya menggunakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang pendekatannya atau indikatornya adalah pengeluaran rumah tangga baik makanan dan non makanan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga secara umum terpengaruh dengan adanya pandemi ini. Secara nasional juga demikian, pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga angka kemiskinan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,” jelasnya.
Sebagai informasi Susenas dilakukan per akhir tahun, sehingga data kemiskinan pada tahun 2021 belum dapat diketahui
Reporter : Iqbal Tawakkal
Editor : Kartika Anwar