KITAMUDAMEDIA, Bontang – Kontraktor pelaksana proyek jembatan Selambai, Loktuan PT Muriefick Gemilang Putra dan PT Devi Farhana mendapat teguran dari Pemerintah Kota Bontang, karena lambannya progres pengerjaan.
Proyek yang seharusnya sudah mencapai 19 persen, baru rampung 5,9 persen dengan batas waktu pengerjaan sisa 2 bulan.
Plt Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan), Zulkifli mengatakan pihaknya sudah melayangkan Surat Peringatan pertama (SP 1) ke kontraktor yang dinilai lamban pekerjaannya. Kontraktor beralasan pekerjaan terlambat karena pasokan kayu ulin terbatas.
“Sebelum sidak DPRD Bontang kemarin, kontraktor pengawas telah melaporkan jika pengerjaan terlambat karena pasokan kayu belum datang akibat faktor cuaca,” ungkap Zulkifli, Jumat (3/9/2021).
Zulkifli menambahkan seharusnya, pihak pemenang tender segera mencari alternatif pasokan kayu ke tempat lain, tidak hanya bertumpu pada satu pengiriman, karena sebelum mengikuti lelang setiap peserta harus mencantumkan surat dukungan ketersediaan bahan baku (ulin). Surat dukungan itu dikeluarkan mitra pemasok bahan yang menyatakan stok kayu terjamin.
Diketahui proyek yang dibiayai dari APBN senilai Rp 13,6 miliar ini membutuhkan 900 kubik balok ulin. Namun hingga saat ini baru tersedia 115 kubik. Berdasar laporan konsultan pengawas, pasokan ulin yang didatangkan sering tak sesuai spesifikasi.
“Banyak yang di reject karena balok ulin yang datang tidak sesuai (10×10),” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan, dalam waktu dekat akan memanggil kontraktor pelaksana untuk menindaklanjuti progres pengerjaan.
“Minggu depan kita panggil, mereview kembali rencana kerja mereka,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, salah satu mitra pemasok kayu untuk proyek ini, Cupang mengaku, jika jenis kayu ulin ukuran 10×10 ketersediaannya sangat terbatas karena terkendala cuaca.
“Sudah dipesan dari 2 minggu lalu tapi belum dikirim pasokan kayunya, karena memang belum datang,” tandasnya.
Reporter : Lia Dewa
Editor : Kartika Anwar