KITAMUDAMEDIA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan masih menunggu rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menggunakan vaksin malaria pertama di Indonesia. Saat ini, WHO baru merekomendasikan vaksin malaria itu untuk wilayah Afrika sub Sahara. Sebelumnya, vaksin tersebut baru digunakan di Ghana, Kenya, dan Malawi.
“Ini kan masih uji coba, jadi kami masih tunggu. Saat ini pemerintah juga terus melakukan kegiatan untuk menurunkan kasus positif malaria,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI, Didik Budijanto dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (8/10).
Didik menyambut baik perluasan penggunaan vaksin malaria pertama di dunia ini. Vaksin ini disebut dapat membantu mengendalikan penyebaran malaria yang ditularkan melalui nyamuk.
Saat ini di Indonesia, pengendalian malaria terus digencarkan. Tren penyakit malaria kini mengalami penurunan.
Dari data Kementerian Kesehatan, per 2020 kasus positif malaria mengalami penurunan sebesar 235,7 ribu. Jumlah kasus ini berkurang 50 persen dibandingkan pada 2010 yang mencapai 465,7 ribu.
“Setidaknya, dengan ada vaksin bisa menambah satu poin alat intervensi,” kata Didik.
Didik menyebut jika vaksin malaria ini bisa digunakan di Indonesia, kemungkinan besar akan disalurkan ke wilayah yang memiliki tingkat penularan tinggi, seperti Papua.
“Diberikan untuk daerah yang penyebarannya tinggi. Khusus di Indonesia itu di Papua. Karena 86 persen kasus malaria nasional itu berasal dari Papua,” kata Didik.
Kementerian Kesehatan, kata Didik, telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan penyebaran penyakit malaria. Misalnya mengenalkan penggunaan kelambu di tempat tidur, memasang kawat kasa, tidak menggantung pakaian bekas di ruangan atau kamar, memakai obat anti nyamuk hingga menebarkan ikan pemakan jentik di kolam-kolam sekitar rumah.
“Program ini juga masih berjalan di Papua dan wilayah lain yang memiliki potensi penularan malaria tinggi,” ucap Didik. (CNN)
Editor : Redaksi KMM