KITAMUDAMEDIA, Bontang – Wali Kota Bontang, Basri Rase mengatakan persoalan banjir bisa diselesaikan jika seluruh unsur yang berkepentingan punya pemahaman yang sama.
Pasalnya, ia mengaku selama ini banyak tantangan berat yang dihadapi, terutama kesepahaman rencana penangan banjir yang belum menemui titik temu, antara eksekutif dan legislatif.
Selain itu, anggaran yang tersedia juga terbatas, belum lagi masyarakat yang bermukim di bibir sungai juga menolak untuk direlokasi.
Namun, ia mengaku tidak akan mundur, sebab ia berkomitmen persoalan banjir adalah prioritas utama dari pemerintahannya bersama Wawali Najirah untuk segera diselesaikan.
“Penanganan Banjir Prioritas Pemerintah, Titik!!!,” kata Basri saat ditemui awak media seusai peringatan Hari Pahlawan di halaman DPM-PTSP, Rabu (10/11/2021).
Basri menegaskan akan memperjuangkan kembali rancangan Master Plant atau kajian induk banjir di tahun anggaran 2022.
“Tahun depan harus sudah jalan,” tegas Basri.
Basri menginginkan semua kalangan yang berkepentingan menurunkan egonya, demi kepentingan masyarakat.
“Karena bagaimanapun, masyarakat yang menjadi korban,” terangnya.
Saat disinggung dampak banjir yang terjadi di Perumahan Bontang Permai, Kelurahan Api-Api Bontang Utara yang ketinggianya hingga 1,5 meter atau sedada orang dewasa.
Basri mengatakan itu adalah hal yang dilebih-lebihkan, menurutnya banjir yang terjadi kemarin, tinggi tidak lebih selutut orang dewasa.
“Tidak juga, tidak sampai segitu,” ungkapnya.
Basri menjelaskan, banjir yang melanda Kota Bontang tidak seperti di daerah lain yang berhari-hari, dan lebih karena pertemuan banjir rob (pasang surut air laut) dengan air kiriman dari hulu memperparah keadaan.
“Setelah air laut surut, banjir juga surut, hal seperti itu jangan dibesar-besarkan, BPBD juga sigap mengevakuasi masyarakat yang terjebak pada kepungan banjir,” bebernya.
Reporter : Muh Ridwan
Editor : Kartika Anwar