KITAMUDAMEDIA, Bontang – Waduk Kanaan yang memiliki luas kurang lebih 12 hektar dengan dinilai menjadi solusi terbaik menyelesaikan persoalan banjir di Bontang.
Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris dalam kunjungan kerja ke lokasi tersebut mengatakan pemerintah seharusnya bisa memaksimalkan Waduk Kanaan, Bontang Utara, dalam memecah persoalan banjir yang kian tahun makin parah.
Agus menilai, waduk tersebut dapat menjadi pintu kontrol masuknya aliran air yang berasal dari hulu Kota Bontang saat terjadi intensitas hujan yang tinggi.
Namun perlu keseriusan pemerintah, dengan melakukan perluasan lahan dan pendalaman.
“Luas lahan yang termanfaatkan cuman 8 hekter, dengan kapasitas penampungan air sekitar 300 ribu meter kubik. Padahal luas yang dikuasai 12 hektar, itu seharusnya dimaksimalkan,” ucap dia kepada awak media, Senin (20/12/2021).
Asumsinya saat terjadi banjir besar pada tahun 2019 kemarin, jumlah volume air yang menggenangi Bontang mencapai 1,7 juta meter kubik.
“Kalau berkaca dari situ, maka perlu ada penanganan cepat. Langkah antisipasi awal sebelum terjadi lagi banjir besar,” terangnya.
Sementara itu, Kasi Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Sumber Daya Air PUPR Kota Bontang, Bambang Permadi mengatakan, berdasarkan Survei Investigasi dan Desain (SID) penanggulangan banjir Bontang tahun 2006 silam Waduk Kanaan menjadi solusi utama.
Tujuannya menahan air kiriman yang berasal dari hulu sungai menuju tengah kota. Sedangkan di hulu sana, penahan banjir dengan membangun bendungan di Desa Suka Rahmat Kabupaten Kutai Timur.
Tetapi untuk saat ini, perluasan dan pendalaman perlu dilakukan karena karena daya tampung masih sangat kurang, dengan asumsi banjir tahun 2019 lalu.
“Makanya kami usulkan perluasan lagi menjadi 12 hektare. Itu jumlah lahan yang dimiliki pemerintah saat ini, ” terangnya.
Dengan luasan itu, volume debit air yang bisa ditampung, bisa mencapai 400 meter kubik, dengan kedalaman 4 meter dari dasar ke permukaan waduk. Hal itu pun sudah diusulkan kepada provinsi.
Lewat anggaran Bankeu, pihaknya meminta sebanyak Rp16 miliar untuk pengelolaan waduk ini.
“Itu usulan untuk 2022 mendatang semoga bisa terealisasi,” pungkasnya.
Reporter : Muh Ridwan
Editor : Kartika Anwar