KITAMUDAMEDIA, Bontang – Sudah 4 hari Desa Santan Tengah, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara dikepung banjir besar. Aktivitas sekolah dan perkebunan terpaksa dihentikan.
Salah satu warga yang terdampak, Syamsul Bahri mengungkapkan banjir mulai merendam desanya sejak Minggu lalu, 6 Maret 2022. Yang secara perlahan terus naik hingga merendam sebagian besar wilayah Santan Tengah, khususnya Dusun Kampung Masjid dan Handil Tiga.
Menurutnya banjir yang terjadi kali ini terhitung paling parah dalam kurun waktu 5 tahun belakangan, lantaran menggenangi hingga badan jalan yang permukaannya rata setinggi dengan rumah warga, yang mayoritas rumah panggung.
“Kalau diukur mungkin lebih dari 1 meter, ini saja sudah masuk di dalam rumah,” kata Syamsul kepada Kitamudamedia.com saat dihungin via telepon, Kamis 10 Maret 2022.
Ia pun khawatir, intensitas banjir akan terus naik seiring curah hujan yang cukup tinggi yang terjadi beberapa hari belakangan ini, dan diperparah dengan rusaknya ekosistem hutan dikarenakan aktivitas pertambangan di hulu sungai santan.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Santan Tengah Nasrullah mengatakan ada sedikitnya 400 rumah dengan 1.000 jiwa lebih yang tersebar di 10 RT dari 13 RT yang ada, menjadi korban dari meluapnya air sungai santan.
Dampaknya aktivitas masyarakat terbatasi, bahkan proses belajar mengajar di sekolah harus diliburkan sampai waktu yang belum ditentukan.
“Keputusan libur itu diambil pihak sekolah masing-masing, mereka khawatir ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi kepada anak-anak kalau tetap dipaksakan,” ucap Nasrullah.
Selain itu kesibukan warga dalam bertani juga lumpuh total, padahal sumber pendapatan mayoritas masyarakat berasal dari hasil pertanian maupun perkebunan.
Sementara, kata dia, perhatian dari pemerintah Kabupaten tak ada untuk warga yang terdampak banjir. Begitu pula dari pihak perusahaan.
“Dari kabupaten atau perusahaan tidak ada, belum ada sampai sekarang,” tandasnya.
Lebih jauh, ia berharap dari Pemerintah Kukar selayaknya ada tindak lanjut dalam penanganan mengenai banjir yang kerap kali muncul di wilayah desanya.
Ia tak memungkiri, luapan banjir dari sungai terjadi sejak lama. Namun, tak se-intens dengan saat ini. Dalam artian ada waktu tertentu banjir di wilayahnya., semisal sekali dalam setahun.
“Kalau sekarang tidak ada waktunya, sekalipun di kampung tidak hujan, kalau di hulu hujan banjir di sini. Sekarang sepanjang tahun banjir,” pungkasnya.
Reporter : Muh Ridwan
Editor : Kartika Anwar