KITAMUDAMEDIA, Bontang – Polemik minyak goreng tak kunjung selesai. Setelah mengalami kelangkaan di pasar tradisional dan ritel modern, kini cenderung stabil tapi harga mahal atau naik dari sebelumnya yang dipatok harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter.
Alhasil masyarakat harus menerima fakta kalau harga minyak melambung tinggi. Kenaikan harga minyak goreng seiring dengan dicabutnya aturan harga eceran tertinggi (HET) yang disubsidi pemerintah.
Dari pantauan redaksi kitamudamedia.com, di salah satu ritel modern di Kota Bontang tertulis harga minyak goreng kemasan senilai Rp 48.700 per dua liter.
Salah Seorang Ibu Rumah Tangga, Darnah mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng, membuatnya harus merogoh kocek lagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Apa-apa mahal, terutama minyak goreng, yang curah ataupun kemasan sama aja mahal,” ucapnya.
Hal yang sama juga dikeluhkan Heni, salah satu penjual gorengan di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Tanjung Laut. Dengan mahalnya harga minyak goreng membuatnya terpaksa menaikkan harga dagangannya hingga 100 persen atau dari harga Rp 500 naik menjadi Rp 1.000 mulai Senin, 14 Maret 2022 lalu.
“Serba salah, kalau tidak dinaikkan kita tidak dapat untung. Spanduk info kenaikan sudah saya pasang jauh sebelum dinaikkan harganya supaya pelanggan juga tidak kaget,” ungkapnya, Rabu (23/3/2022).
Dijelaskannya, untuk produksi tiap harinya dirinya membutuhkan 36 liter minyak goreng. Ia pun hanya bisa pasrah dengan harga minyak goreng saat ini pasalnya selain minyak, bahan baku yang lainnya juga ikut naik. Seperti tepung.
“Minyak ini sudah tidak langka tapi harganya naik sampai dua kali lipat,” pungkasnya.
Reporter : Lia Dewa
Editor : Kartika Anwar
