KITAMUDAMEDIA,Bontang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang ikut konsen dalam menekan angka stunting melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan melibatkan Bunda PAUD se Kota Bontang.
Bertajuk mewujudkan PAUD Kota Bontang Berkualitas, Disdikbud menggelar rapat koordinasi (rakor), pada Rabu (28/10/2022).
Sekretaris Disdikbud Bontang sekaligus pembina TK. I (IV/b), Sunarya mengatakan usia dini merupakan usia emas yang penting diperhatikan karena merupakan penentu kehidupan anak. Sehingga perlu peran aktif Bunda PAUD dalam membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
“Usia dini ialah usia emas, dimana tumbuh kembang anak menentukan kehidupan anak selanjutnya, jadi ilmu baik dan berkualitas harus kita berikan sebaik mungkin sejak dini, “ ujarnya.
Menurut Sunarya masalah stunting bukan sekedar masalah kesehatan dan gizi buruk, namun butuh komitmen semua pihak yang terlibat.
“Persoalan stunting bukan sekedar masalah Kesehatan dan gizi buruk, namun perlu diketahui ini adalah tugas semua pihak dan membutuhkan komitmen didalamnya, “ katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Bunda PAUD Kota Bontang, Hapidah menekankan stunting menjadi masalah bersama semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD).oleh karena itu, keterlibatan semua pihak dalam pencegahan dan penurunan angka stunting sangat diharapkan diantaranya Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana (DPPKB) dan lainnya.
“Kalau untuk stunting ini ada 5 sasaran sebenarnya sehingga status stunting tadi bisa berubah menjadi bagus tapi harus, tanggung jawabnya bukan hanya 1 OPD tapi harus seluruh OPD,”ucapnya saat ditemui redaksi kitamudamedia.com, Rabu (26/10/22).
Lebih lanjut, ia menjelaskan dari 5 sasaran tersebut diantaranya adalah Ibu hamil, Ibu nifas, Bawah Dua Tahun (Baduta), Bawah Lima Tahun (Balita), hal itu harus diperhatikan untuk dilakukan penekanan stunting dengan kerjasama lintas OPD.
“Kemudian persiapan remaja pada saat hamil, ibu hamil dan itu harus di perhatikan juga jadi dari dinas kesehatan itu turun tangan juga, puskesmas, kemudian, ibu nifas, ibu setelah melahirkan itu harus juga diperhatikan dan baduta dan balita pada saat anak-anak sudah tumbuh, nah pada saat anak-anak sudah menjadi umur 2 tahun 3 tahun disinilah pengasuhan anak di butuhkan,”jelasnya.
Hapidah menyampaikan dengan adanya peran Bunda PAUD sebagai simbol sekaligus mitra utama dalam gerakan nasional PAUD Berkualitas. Figur ibu yang merupakan tokoh sentral di setiap jenjang pemerintahan, keberadaan Bunda PAUD dapat memotivasi masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk menyediakan layanan PAUD yang berkualitas.
“Kita kan mitra ni, Bunda PAUD adalah mitra pemerintah untuk menurunkan stunting ini. sekarang kan pemerintah itu sudah menganggarkan di dana stimulan, ada pemberian makanan tambahan nah, itu yang harus di tindak lanjuti. Jadi, Bunda Paud harus menjemput itu bagaimana mengimplementasikan anggaran-anggaran ini, ini baru APBD belum dana-dana yang diluar dan sekarang Bunda Paud, berkolaborasi bersama-sama dengan pak lurah berkolaborasi dengan CSR segala macam untuk menyiapkan makanan makanan tambahan anak-anak,”terangnya. (ADV/DISDIKBUDKALTIM)
Reporter : Amel
Editor : Kartika Anwar