Awesome Logo
Tersedia ruang iklan, informasi hubungi 08125593271                    Segenap Pimpinan dan Redaksi Kita Muda Media Mengucapkan Marhaban ya... Ramadhan 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin                    Patuhi Protokol Kesehatan dan Jaga Imunitas                    Follow Medsos KITAMUDAMEDIA FB : kitamudamedia, Fan Page FB : kitamudamedia.redaksi, IG : kitamudamedia.redaksi, Youtube : kitamudamedia official                                   Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1442 H                         

Ramai soal Gerhana Matahari Jadi Tanda Masuknya Bulan Syawal, Benarkah? Ini Kata Peneliti BRIN

KITAMUDAMEDIA – Unggahan bernarasi gerhana Matahari merupakan tanda bahwa bulan Ramadhan telah habis dan akan memasuki bulan Syawal ramai di media sosial. Informasi itu salah satunya dibagikan akun Facebook ini pada 11 April 2023. 

“Gerhana Matahari yang InshaAllah akan terjadi pada hari Kamis, tanggal 20 April 2023 mendatang, adalah tanda jika Bulan Ramadan telah habis setelah gerhana tersebut selesai. 

Akan tetapi kita tetap harus menyelesaikan puasa sampai waktu Magrib tiba. Dan dimalam tersebut selepas Magrib telah memasuki Bulan Baru, 1 Syawal 1444 Hijriah,” tulis pemilik akun. 

Sebagai informasi, gerhana Matahari hibrida akan menyapa Indonesia pada Kamis (20/4/2023). Fenomena gerhana Matahari hibrida hanya bisa disaksikan di 11 wilayah Indonesia Timur, terutama di Maluku dan Papua

Lantas, benarkah gerhana Matahari merupakan tanda masuknya bulan Syawal?

Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, gerhana Matahari bukan penanda masuknya awal bulan Syawal.

“Melainkan hanya penanda masuknya fase bulan baru atau konjungsi,” ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/4/2023). Ia menjelaskan, untuk menentukan 1 Syawal harus menunggu hasil pengamatan atau rukyat atau observasi hilal pada Kamis (20/4/2023) petang.

Selanjutnya, tinggal menunggu keputusannya dalam sidang isbat. 

“Akan tetapi, Muhammadiyah sendiri sudah menetapkan 1 Syawal akan jatuh pada hari Jumat, 21 April 2023,” jelas Andi.

Pihaknya memperkirakan, akan terjadi perbedaan waktu 1 Syawal. Andi mengatakan, saat rukyat hilal dilakukan, ketinggian hilal di Indonesia bervariasi antara 1-2 derajat dengan elongasi bervariasi antara 2-3 derajat.

“Sehingga belum memenuhi kriteria MABIMS terbaru, sehingga hilal sulit akan terlihat. Mungkin akan ada perbedaan, namun kita lihat dan kita tunggu sidang isbatnya,” tandasnya.(kompas)

Baca Juga  Badak LNG Salurkan Bantuan Sosial ke Korban Kebakaran di Bontang Kuala

Editor : Redaksi KMM

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply