KITAMUDAMEDIA, Semarang – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Tengah kembali mengalami lonjakan. Hingga Januari 2025, total kasus PMK tercatat mencapai 6.584 ekor ternak. Dari jumlah tersebut, sebanyak 750 ekor ternak dinyatakan sembuh, 367 ekor mati, dan 120 ekor harus dipotong paksa.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Jawa Tengah menyebut, wilayah yang berbatasan langsung dengan Jawa Timur menjadi daerah paling rawan penyebaran PMK. Hal ini mendorong petugas untuk terus menggencarkan vaksinasi dan memperketat pengawasan lalu lintas ternak, termasuk kendaraan angkutan, pakan, peralatan, hingga orang yang keluar-masuk kandang.
Drh. Ezell Imanto Nugroho, praktisi hewan sekaligus CEO PT. Eka Farma Semarang—produsen perintis obat dan pakan ternak di Indonesia—mengimbau para peternak untuk lebih waspada, terutama menjelang Hari Raya Kurban.
“Selain PMK, investasi parasit seperti cacing dan kutu juga cukup sering terjadi. Parasit ini bisa menyebabkan kerugian besar karena mengganggu penyerapan nutrisi (konversi pakan ke daging) dan menurunkan daya tahan tubuh hewan,” ujar lulusan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu.
Ezell menambahkan, langkah pencegahan sejak dini sangat penting dilakukan. “Pemberian obat cacing dan menjaga kebersihan kandang secara rutin adalah langkah paling sederhana namun efektif,” tambahnya.
Dengan meningkatnya jumlah kasus, Disnakkeswan Jateng terus mengimbau masyarakat untuk lebih disiplin dalam menerapkan protokol biosekuriti di peternakan.
Reporter : Bambang Iss
Editor : Redaksi