KITAMUDAMEDIA, Bontang – Memasuki periode musim hujan yang diprakirakan berlangsung sejak September hingga Desember 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bontang mengeluarkan imbauan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), relawan, dan masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.
Imbauan ini mengacu pada data prakiraan hujan dan potensi banjir yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) serta Badan Informasi Geospasial (BIG) pada 10 Maret 2025. Sementara itu, potensi gerakan tanah pada periode yang sama dirilis oleh Badan Geologi Kementerian ESDM pada Agustus 2025.
Kepala Pelaksana BPBD Bontang, Usman, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Eko Mashudi, menyebutkan bahwa kondisi cuaca ekstrem berpotensi menimbulkan berbagai bencana di wilayah kota. Di antaranya banjir akibat limpahan air dari hulu Sungai Bontang yang bersamaan dengan pasang air laut (banjir rob), tanah longsor di wilayah perbukitan, pohon tumbang akibat angin kencang, serta gelombang laut tinggi di kawasan pesisir.
“Kami imbau warga waspada dan selamatkan barang-barang berharga ya,” ungkapnya, Kamis (23/10/2025).
Sebagai langkah antisipasi, BPBD mengimbau seluruh pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan sejak dini dengan melakukan berbagai langkah mitigasi, antara lain:
• Melakukan gotong royong membersihkan saluran drainase di lingkungan masing-masing, baik secara swadaya maupun bersama OPD terkait, guna memperlancar aliran air.
• Memantau titik-titik rawan banjir dan longsor serta menyampaikan informasi peringatan dini kepada warga dan instansi terkait.
• Memastikan alat peringatan dini seperti Automatic Water Level Recorder (AWLR) berfungsi dengan baik, serta segera melaporkan bila ditemukan kendala operasional.
• Mengoptimalkan fungsi danau pengendali air seperti di kawasan Kanaan untuk menekan risiko banjir.
• Memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk relawan Kelurahan Tangguh Bencana (Kelana), PMI, Pramuka, Karang Taruna, Tagana, PKK, dan FKPM.
• Bagi nelayan dan pelaku wisata bahari, diminta selalu waspada terhadap gelombang tinggi, menggunakan alat keselamatan (life jacket), memeriksa kelayakan kapal, dan memantau informasi cuaca melalui situs resmi BMKG: http://cuaca.bmkg.go.id.
• Menyiapkan lokasi pengungsian, logistik, dan dapur umum untuk kondisi tanggap darurat bila diperlukan.
• Melaporkan setiap kejadian bencana secara berkala ke BPBD melalui surat, email, atau kanal informasi resmi Pusdalops.
• Masyarakat di kawasan rawan bencana juga diimbau menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, pakaian, dokumen penting, serta menentukan jalur evakuasi di lingkungan masing-masing.
Selain itu, Eko juga meminta seluruh lurah agar memperkuat koordinasi dengan relawan dan lembaga kemasyarakatan di wilayahnya, guna memastikan penyebaran informasi dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan.
“Diharapkan kolaborasi seluruh pihak dapat meminimalkan dampak bencana yang mungkin terjadi selama musim penghujan dan cuaca ekstrem,” ujarnya.(Adv)
Reporter: Yulia.C | Editor: Icha Nawir



