KITAMUDAMEDIA, Bontang – Kasus stunting di Kota Bontang mengalami penurunan dalam kurun empat tahun terakhir.
Kepala dinas kesehatan (Dinkes) Kota Bontang menyebutkan, tercatat pada tahun 2017 lalu angka penderita stunting di Kota Bontang mencapai 34 persen, sedangkan tahun 2021 hanya19,52 persen, total penderita 1.099.
“Per Juni 2021 mengalami penurunan sekitar 15 persen turunnya,” jelasnya ditemui pasca Rakornas percepatan penurunan stunting di Command Center, Senin (23/8/2021).
Baha menjelaskan faktor penurunan tersebut disinyalir akibat asupan serta pola asuh anak semakin baik, ditambah lagi pandemi saat ini menyebabkan orang tua banyak menghabiskan waktu dirumah.
“Karena pola makannya teratur, ini tidak ada hubungannya antara faktor lingkungan, asal pola asuh anak terjaga aja, dan hubungannya dengan pandemi mungkin kebanyakan ibu-ibu yang tinggal di rumah, jadi bisa mengasuh anak dengan baik,” jelasnya.
Saat ini angka penderita stunting tertinggi berada di Kelurahan Lok Tuan, sebanyak 198 orang, sedangkan di wilayah pesisir seperti Bontang Lestari hanya 38 orang.
Ditambahkan Baha,risiko penderita stunting cukup berbahaya bagi tumbuh kembang anak, bahkan bisa mempengaruhi masa depan sang anak.
Upaya untuk mencegah pertumbuhan stunting berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, yakni dengan melakukan kolaborasi bersama instansi terkait, salah satunya Bapelitbang.
“Ini akan berpengaruh dengan masa depan anak dan masa depan bangsa, jadi kita harus kolaborasi dengan liding sektornya, kalau disini Bapelitbang, dari program bapak presiden itu di 2024 itu turun menjadi 14 persen, mudah-mudahan kita juga bisa,” pungkasnya.
Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya.
Reporter : Iqbal Tawakkal
Editor : Kartika Anwar