KITAMUDAMEDIA, Bontang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang, mencatat ada 29 kasus HIV/AIDS selama enam bulan terakhir (Januari – Juni). Sebagian besar pengidapnya berusia produktif. Mayoritas dipicu karena seks bebas dan hubungan sesama jenis.
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Diskes Bontang Asniwati mengatakan, 29 kasus itu hasil temuan dari pemeriksaan selama Januari – Juni 2022. Rinciannya, Januari ditemukan 5 kasus, Februari 5 kasus, Maret 6 kasus, April 4 kasus ,Mei 3 kasus , dan juni 6 kasus. Diketahui sebelumnya kasus HIV/Aids tahun 2021 lalu mencapai 60 kasus yang tersebar di seluruh wilayah Kota Bontang.
“ Totalnya Januari sampai Juni HIV/Aids 29 kasus, untuk domisilinya privasi dan rahasia pasien, “ katanya.
Asni menyebutkan bahwa kasus ini sebagian besar diderita oleh kalangan usia produktif di bawah 50 tahun.
“Pemicunya antara lain karena sex bebas tidak menggunakan kondom, akhirnya potensi menularkan ke orang lain akan tinggi termasuk ke keluarga sendiri,” sebutnya.
Lebih lanjut, ia juga menganjurkan untuk menggunakan kondom bagi penjaja seks dan penggunaannya.
“ Bukan kita mendukung sex bebas, asal gunakan kondom, tetapi demi kesehatan dan untuk mengurangi resiko penularan penyakit Seksual (IMS), maka dari itu dari program HIV dianjurkan gunakan kondom bagi penjaja sex dan penggunanya, “ ucapnya.
Adapun Pencegahan HIV AIDS sebagai berikut:
- Ketahui Faktor Penularan dan Risikonya
penting sekali untuk mengetahui faktor-faktor yang berisiko menimbulkan penyakit ini. Beberapa faktor yang umumnya menularkan virus HIV adalah faktor biologis ibu yang positif AIDS, faktor sanitasi alat suntik, faktor pemberian ASI ibu dengan AIDS kepada bayi, faktor transfusi darah, dan faktor hubungan seks. - Cek Medis Rutin atau TasP
Lakukanlah pengecekan medis secara rutin. Setidaknya lakukan kegiatan ini minimal tiga bulan sekali. Daripada menduga-duga dengan literasi kesehatan yang pas-pasan, mendingan kamu langsung saja ke ahlinya. Dokter akan sangat membantu dalam mengetahui kondisi tubuh terkini, pengecekan medis rutin ini pun wajib dilakukan bagi orang-orang yang aktif berkegiatan seks, baik itu seks anal, vaginal, maupun oral. Sebabnya, risiko penularan HIV akan meningkat terhadap orang-orang yang melakukan seks secara aktif, apalagi jika orang tersebut memiliki sex partner yang berganti-ganti.
Pada kasus pencegahan HIV, TasP sering dilakukan. TasP (Treatment as Prevention) adalah konsep pemeriksaan medis atau upaya pencegahan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kemunculan dan penyebaran HIV AIDS. - Jauhi Gaya Hidup ‘Bebas’
Salah satu cara efektif pencegahan penularan HIV AIDS adalah menggunakan dengan menjauhi gaya hidup terlalu ‘bebas’, salah satunya menghindari ‘berhubungan’ di luar nikah. Karena penularan karena faktor ini adalah salah satu yang paling umum terjadi. - Hindari Penggunaan Suntik Bekas
Penyakit AIDS dapat ditularkan melalui kegiatan seks, namun hal ini bukanlah satu-satunya penyebab penularan HIV. Transmisi darah dan kegiatan medis sejenis memiliki risiko yang sama. Jangan mau menerima suntik bekas saat pemeriksaan medis. Kamu harus melakukan pengecekan atau melihat keaslian suntik yang digunakan.
Terlebih lagi, tingkat penularan HIV melalui jarum suntik, khususnya pada kalangan pengguna narkoba, terbilang tinggi. Risikonya sekitar 20% hingga 40% lebih tinggi pada kasus penggunaan jarum suntik bersama.
Maka dari itu, hindarilah penggunaan suntik bekas. Termasuk apabila kamu ingin menato tubuh. Karena pembuatan tato dengan alat suntik pun beresiko serupa. Dan, yang paling penting adalah jauhi penggunaan obat-obatan terlarang! - Lakukan PrEP/PEP
PrEP atau pre-exposure prophylaxis adalah upaya pencegahan yang dilakukan dengan cara pengonsumsian obat-obatan antiretroviral yang dapat mengurangi risiko seseorang terkena HIV secara signifikan.
Reporter: Octa Fadillah
Editor :Kartika Anwar