KITAMUDAMEDIA, Bontang – Kota Bontang kini tengah berada di ambang krisis air baku yang memerlukan penanganan segera. Dalam menghadapi tantangan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) dan DPRD Bontang mempercepat upaya eksplorasi sumber air alternatif guna memastikan pasokan air bersih yang berkelanjutan.
Anggota Komisi I DPRD Bontang, Adrof Dita, menyoroti kendala utama dalam penanganan krisis ini, yaitu eksplorasi sumber air baku yang belum sepenuhnya terlaksana. Pilihan utama saat ini adalah pemanfaatan Bendungan Marangkayu, namun terkendala oleh masalah teknis dan biaya tinggi.
“Kami telah berkoordinasi dengan BAPEDA dan tengah mengevaluasi RPJPD, dengan fokus pada penyediaan air baku,” ungkapnya pada Senin (12/8/2024).
Dita menjelaskan, Bontang saat ini mengalami defisit air baku yang signifikan, sehingga diperlukan alternatif segera. Salah satu opsi adalah memanfaatkan air dari bekas galian tambang PT Indominco Mandiri dan bendungan Suka Rahmat, yang dinilai lebih realistis dibandingkan dengan Marangkayu.
“Kendala biaya dan teknis di Marangkayu membuat opsi ini tidak dilanjutkan,” tegasnya.
Ia menambahkan, pemanfaatan kedua sumber air ini diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan air baku Bontang hingga 19 tahun ke depan. Pemerintah perlu memastikan bahwa sumber-sumber ini masuk dalam perencanaan provinsi agar proyek dapat diprioritaskan dan diimplementasikan lebih cepat.
Dengan krisis air bersih yang diperkirakan mencapai puncaknya pada tahun 2026, pemerintah dan legislatif di Bontang berkomitmen untuk menemukan solusi yang tepat waktu, guna menjamin hak masyarakat atas air bersih.
Diharapkan, dengan langkah-langkah yang diambil, Bontang dapat mengatasi defisit air baku dan memenuhi kebutuhan air bersih warganya dalam waktu dekat.(Adv)
Penulis : Ira
Editor : Nur Aisyah Nawir