KITAMUDAMEDIA, Bontang – DPRD Kota Bontang menyoroti rendahnya partisipasi perusahaan di sekitar Bontang Lestari dalam upaya menurunkan angka stunting yang masih tinggi di wilayah tersebut. Berdasarkan data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting di Bontang mencapai 19 hingga 20 persen, dengan Bontang Lestari dan pesisir mencatat angka lebih tinggi, sekitar 30 persen.
Dalam rapat kerja bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang, DPRD meminta perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitar Bontang Lestari dan pesisir untuk lebih aktif dalam mendukung program penurunan stunting.
Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Bontang, Ubayya Bengawan, menekankan bahwa banyak perusahaan besar yang beroperasi dekat Bontang Lestari, seperti PT Energi Unggul Persada (EUP) dan PT Graha Panca Karsa (GPK). Ia mempertanyakan sejauh mana kepedulian perusahaan-perusahaan ini terhadap masalah stunting di Bontang Lestari.
“Panggil itu perusahaan-perusahaan yang dekat dengan wilayah Bonles (Bontang Lestari), bagaimana kepedulian mereka tentang permasalahan stunting ini, nanti Komisi A akan panggil perusahaan-perusahaan itu,” ucapnya dalam rapat kerja pada Senin (28/10/2024).
Ubayya mendesak perusahaan-perusahaan yang berlokasi dekat wilayah terdampak segera menunjukkan kepeduliannya dengan turut mendukung program kesehatan untuk mengatasi stunting, khususnya di Bontang Lestari dan pesisir.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Bontang, Bambang Tri Mulyono, menyampaikan bahwa hingga saat ini hanya dua perusahaan yang tercatat aktif mendukung program penanganan stunting, yakni PT Badak NGL dan PT Pupuk Kaltim Bontang.
“Sementara data yang kami terima baru 2 perusahaan itu yang berpartisipasi, kalau yang lainnya kami tidak tahu apakah mereka juga membantu namun lewat kelurahan kami tidak tahu, yang pasti baru PT Badak dan PKT yang aktif selama ini,” kata Bambang.(Adv)
Reporter: Yulia.C
Editor: Icha Nawir