KITAMUDAMEDIA, Bontang – Beberapa tahun terakhir, banjir seolah menjadi musibah tahunan yang meresahkan warga, khususnya Guntung. Daerah perlintasan aliran sungai tersebut menjadi kawasan rawan banjir, sehingga mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui pembangunan proyek normalisasi sungai Guntung.
Menindaklanjuti hal tersebut, Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) DPRD Provinsi Kaltim meninjau progres proyek tersebut, Rabu (13/5/2020).
Anggota Pansus LKPJ, Henry Pailan Tandi Payung menjelaskan, kunjungan kerja kali ini sengaja dilakukan untuk memastikan kondisi turap sungai guntung dan mengantisipasi banjir besar seperti 2019 lalu.
“ Kita bersama Kasi pengairan Pu provinsi Kaltim meninjau langsung beberapa kegiatan di Bontang, salah satunya pembangunan turap dan normalisasi sungai guntung. Sudah selesai 100 persen dan kata warga sekitar memang sudah tidak banjir lagi. Syukurlah,” ungkapnya.
Kedepan, Henry meminta pemerintah Kota Bontang dapat lebih memperhatikan dan mempersiapkan pemeliharaannya sehingga banjir tidak lagi menjadi musibah tahunan.
“ Sudah bagus dan lebar sekali sungai Guntung sekarang ini, tinggal Pemkot Bontang harus mempersiapkan pemeliharaannya, bisa dengan melibatkan perusahaan sekitar, seperti PKT. Jadi Bontang tidak banjir lagi setiap tahun,” paparnya.
Pansus LKPJ DPRD Provinsi Kaltim meninjau turap dan normalisasi sungai Guntung, Bontang
Dijelaskannya proyek normalisasi sungai Guntung merupakan bantuan pemerintah provinsi Kaltim kepada pemkot Bontang, yang sebelumnya mengajukan permohonan pengerjaan normalisasi sungai. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Guntung kurang lebih 23,24 kilometer dengan panjang aliran sejauh 11,36 kilometer. Lebar sungai di daerah hulu antara 10-20 meter, daerah hilir antara 10-20 meter dengan kedalaman rata – rata 2-3 meter.
Sementara itu proyek multi years tersebut menelan anggaran sekira 18.699.789.629 untuk Tahun Anggaran (TA) 2019 dengan pekerjaan dinding penahan tanah dan normalisasi sungai. (Redaksi)
Editor : Kartika Anwar