KITAMUDAMEDIA – Pada saat kita mengkonsumsi obat, tentu kita berharap obat yang diminum dapat bekerja maksimal membantu penyembuhan penyakit yang sedang diderita. Efek terapi yang maksimal dapat dicapai jika obat dikonsumsi dengan tepat, salah satunya tepat waktu minum obat.
Waktu minum obat yang tepat harus memperhatikan beberapa hal, seperti kosong atau isinya lambung, makanan apa yang sebaiknya tidak dikonsumsi sebelumnya, atau menyesuaikan dengan kondisi metabolism tubuh yang sesuai dengan cara kerja obat. Oleh karena itu ketika kita menerima obat dari fasilitas kesehatan, waktu minum obat juga dituliskan secara jelas; sebelum makan, sesudah makan, atau bersama makanan. Lalu mengapa ada pembagian waktu tersebut? Yuk kita pelajari ‘alasan’ dibalik waktu minum obat yang berbeda-beda.
Obat diminum setelah makan
Sebagian besar obat diminum setelah makan karena penyerapan obat akan meningkat bila terdapat makanan di dalam saluran cerna, serta untuk meminimalisir potensi efek samping seperti iritasi lambung. Makanan yang dimaksud disini tidak harus makanan atau nasi berporsi besar, namun dapat berupa roti dalam porsi kecil atau makanan-makanan ringan lainnya. Istilah “setelah makan” berlaku kurang lebih sampai satu jam setelah makan. Obat jenis ini jangan dikonsumsi lebih dari dua jam setelah makan, karena setelah dua jam, makanan sudah selesai diolah di lambung sehingga lambung akan kosong.
Obat diminum sebelum makan
Sebagian obat justru akan berkurang efeknya jika dikonsumsi bersama makanan. Adanya makanan justru akan mengurangi kemampuan tubuh menyerap obat tersebut sehingga manfaatnya justru berkurang. Jika kita menerima obat jenis ini, obat dapat diminum dengan jeda minimal dua jam setelah makan yang terakhir untuk memastikan lambung kita sudah kosong, dan sekitar 30 – 60 menit sebelum waktu makan berikutnya supaya lambung dapat menyerap obat terlebih dahulu.
Obat diminum saat makan
Obat jenis ini diminum segera setelah makan tanpa ada jeda waktu atau bisa diminum di pertengahan makan. Obat-obat diabetes biasanya diminum saat makan atau segera setelah makan. Jika dikonsumsi dengan jarak yang lama dengan waktu makan, dikhawatirkan kadar gula darah akan sangat rendah dan terjadi keadaan hipoglikemia yang berbahaya.
Waktu minum obat sesuai frekuensi yang benar
Jika kita menerima obat dengan aturan minum tiga kali sehari, dua kali sehari, atau empat kali sehari, sebaiknya kita menggunakan patokan jam untuk menentukan waktu minum berikutnya. Sehingga pembagian waktu minum obat tidak sekadar dibagi menjadi waktu obat pagi, siang, atau malam, tetapi berdasar jeda waktu sesuai hitungan jam. Misalnya obat tiga kali sehari, artinya kita minum obat tesebut setiap 8 jam sekali. Obat dua kali sehari diminum setiap 12 jam, dan seterusnya. Dengan demikian, waktu minum obat dapat lebih spesifik dan kadar obat di dalam tubuh dapat terjaga.
Pentingnya minum Obat tepat Waktu
Supaya bisa memberikan efek, obat harus mencapai kadar tertentu di dalam tubuh. Kadar tersebut berbeda-beda antara satu obat dengan obat yang lainnya dan dapat dicapai jika obat diminum tepat waktu dan kontinyu, sehingga kadar obat di dalam tubuh dapat stabil dalam dosis yang ditentukan. Jangan lupa, Tanya Obat? Tanya Apoteker! (JIH)
Editor : Redaksi KMM