KITAMUDAMEDIA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) mencapai 488 jiwa sepanjang 2022.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyatakan pemerintah akan mengevaluasi program penanggulangan penyakit DBD, sehingga dapat menurunkan angka penularan kematian akibat penyakit tersebut.
“Kita ada program lintas lembaga namanya pokjanal atau kelompok kerja operasional. Kita akan evaluasi program-program kemudian melihat seberapa efektif program bisa terlaksana,” kata Dante dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (6/7).
Berdasarkan catatan Kemenkes hingga minggu ke-23 di 2022, secara kumulatif total ada 52.313 kasus DBD dengan 488 kematian di 451 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Dante mengatakan kasus demam berdarah memang selalu meningkat setiap tahun Terlebih penyakit tersebut merupakan penyakit endemik bagi daerah tropis dan subtropis.
Menurut Dante, saat ini salah satu program penanggulangan DBD yang sudah dijalankan yakni Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rukun warga (RW).
Ia menuturkan program tersebut bertujuan agar masyarakat aktif memantau lingkungan dan mencegah timbulnya tempat-tempat yang berpotensi jadi sarang jentik nyamuk.
“Jumantik ini adalah untuk memantau lingkungannya apakah ada potensi jentik yang bisa berkembang akibat genangan air dan itu harus diselesaikan di masyarakat secara mandiri,” ujarnya.
Terbaru, Kemenkes juga bekerja sama dengan pihak swasta meluncurkan mobil edukasi DBD keliling yang secara bertahap akan beroperasi di 100 titik di Indonesia.
Dante menjelaskan, mobil ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pencegahan demam berdarah. Untuk tahap awal, mobil edukasi ini akan menyasar sekolah dasar, pasar, rumah sakit, dan ibu-ibu PKK di beberapa kota yaitu, Bandung, Cirebon, Yogya, dan Malang.(Cnn)
Editor: Redaksi KMM