KITAMUDAMEDIA, Bontang – Anggota DPRD Kota Bontang, Heri Keswanto, menyoroti pentingnya sinkronisasi data antara Dinas Kesehatan, puskesmas, rumah sakit, dan klinik swasta terkait angka stunting yang mencapai 18,4 persen pada periode Juni-Juli 2024. Hal ini disampaikan dalam rapat lintas sektor bidang kesehatan tingkat Kecamatan Bontang Selatan, yang digelar Selasa (1/10/2024) di ruang rapat Kantor Camat Bontang Selatan.
Heri menegaskan perlunya sinkronisasi data untuk memastikan keakuratan informasi terkait stunting. Ia menceritakan pengalamannya saat membawa anaknya ke puskesmas dan dinyatakan stunting, namun hasil berbeda didapatkan saat mengunjungi klinik swasta.
“Saya pernah bawa anak saya ke puskesmas dan anak saya dinyatakan stunting, namun saat saya bawa ke klinik swasta, hasilnya anak saya tidak stunting. Nah, ini yang harus disinkronkan, data puskesmas dan klinik swasta, agar data stunting di Bontang valid,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa target Pemerintah Kota Bontang untuk mewujudkan generasi emas 2025 harus disertai upaya pengentasan stunting. Dengan target nasional menurunkan angka stunting hingga 14 persen pada 2025, Heri menilai perlunya pendataan yang akurat dan penanganan maksimal.
“Mungkin data stunting bisa terus dipantau setiap saat, apakah sudah sinkron atau belum. Mengentaskan stunting adalah tugas kita bersama untuk menjadikan Bontang zero stunting. Kita harus bekerja ekstra untuk menurunkan angka ini,” lanjutnya.
Sementara, Camat Bontang Selatan, Kamsal, mengatakan bahwa prevalensi stunting di wilayah pesisir, seperti Bontang Lestari dan Berbas, masih cukup tinggi. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasinya adalah membangun jamban sehat di wilayah tersebut.
“Kenapa wilayah pesisir lumayan tinggi stuntingnya? Salah satunya karena pola hidup sehat. Banyak wilayah pesisir yang masih menggunakan jamban cemplung, itu menjadi salah satu faktor stunting. Namun, banyak juga faktor lain yang mempengaruhi,” jelas Kamsal.
Untuk diketahui, dalam rapat tersebut, beberapa materi yang dipresentasikan oleh Kepala Puskesmas Bontang Selatan 2, Livia Fitriati, di antaranya prevalensi stunting, cakupan imunisasi polio, kasus anak dengan gizi buruk, serta evaluasi program wolbachia di wilayah Bontang Selatan.(Adv)
Reporter: Yulia C.
Editor: Icha Nawir