di Berebas Tengah, Aparat Temukan Toko Penjual Lem Eceran, untuk Remaja Mabuk

KITAMUDAMEDIA, Bontang – Fenomena ‘ngelem’ nampaknya menjadi permasalahan yang hingga saat ini masih belum bisa diatasi. Bahkan, aksi kenakalan remaja, mabuk-mabukkan dengan cara murahan ini semakin marak terjadi. Hal ini juga didukung dengan lem yang dijual secara bebas. Ironisnya, demi mencari keuntungan, salah satu toko di Berebas Tengah menjual lem secara paketan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Bhabinkamtibas Berebas Tengah Bontang Selatan Aipda Rudiantoro, toko yang menjual lem paketan jenis fox tersebut merupakan toko photo copy yang terletak di Jalan Hayam Wuruk.

Lem paketan yang dijual bebas ini dibungkus menggunakan plastik es batu, yang dibanderol dengan harga Rp 5 ribu perbungkus. Penjualan lem paketan yang kebanyakan dibeli oleh anak di bawah umur tersebut, sudah mulai beredar sejak tahun 2017 lalu. Hanya saja, baru terendus beberapa waktu belakangan ini. Selain lem paketan, toko tersebut juga menjual lem kaleng yang memiliki berat sekira 300 gram, yang dijual dengan harga Rp 15 ribu perkalengnya.

Lem kaleng yang Disita Aparat

Lem tersebut banyak digemari karena harganya yang murah dan mudah didapat. Jika dihirup, dapat memabukkan. Bahkan, lem jenis tersebut memiliki zat aditif yang bersifat halusinogen. Seseorang yang sedang mabuk lem akan mengalami halusinasi yang menyenangkan sehingga membuat orang itu merasa bahagia. 

“Senin lalu (06/01/2020) kita lakukan razia, hasilnya 18 kaleng lem, dan 70 paketan lem kami amankan,” ujarnya.

Ditambahkan Rudiantoro dari pengakuan penjual, biasanya lem paket tersebut dibeli pada malam hari sekitar pukul 20.00 Wita. Rata-rata pembelinya merupakan anak putus sekolah, namun tak sedikit juga masih berstatus pelajar. Meski begitu, toko tersebut hanya diberikan peringatan oleh Aparat,mengingat tidak adanya payung hukum yang mengatur hal tersebut.

Baca Juga  Sukses Gelar Kejuraan Tenis, Bupati Kutim Harap Silatuhrami Tetap Terjalin 

Menurutnya, selama ini pihaknya banyak mendapat laporan dari masyarakat setempat, terkait aksi kenakalan remaja yang meresahkan seperti ‘ngelem’ maupun ‘ngoteng’ atau mengkonsumsi obat batuk dicampur dengan minuman berenergi.

“Awal tahun ini kita dapati 5 anak yang ngelem, tapi bukan warga Berbas Tengah, cuma beli lemnya ya di tempat photo copy itu. Nah, dari informasi itu akhirnya kita tindak lanjuti,” jelasnya.

Selain, mendapati penjualan lem di toko photo copy tersebut, razia gabungan yang turut melibatkan Trantib Kelurahan Berebas Tengah, Babinsa, FKPM, Ketua LPM, dan Ketua RT setempat juga merazia warnet yang kerap digunakan sebagai tempat ngelem. Warnet tersebut diketahui, buka selama 24 jam.

Salah satu toko obat dan dan toko sembako di Berebas Tengah juga turut diperiksa oleh tim gabungan. Hasilnya, didapati puluhan botol alkohol murni 70 persen yang biasanya digunakan sebagai obat luka. Alkohol tersebut juga turut diamankan, mengingat hanya boleh diperjual belikan di Apotek.

“Biasanya anak-anak itu juga banyak yang konsumsi alkohol untuk mabuk-mabukkan. Ditakutkan, semakin lama bisa menganggu saraf mereka,” tambahnya.

Selama ini, jika ditemukan adanya anak yang ‘ngelem’ ataupun ‘ngoteng’ hanya diberikan pembinaan saja. Selain digundul, orang tua mereka juga dipanggil untuk membuat surat pernyataan, agar lebih mengawasi aktivitas anak mereka, sehingga tidak lagi berbuat hal serupa. Kendati demikian, upaya tersebut dikatakan Rudiantoro tidak menimbulkan efek jera. Untuk meminimalisir aksi kenakalan remaja tersebut, perlu dilakukan sinergi berbagai pihak, salah satunya dengan menekan peredaran atau penjualan lem maupun alkohol secara bebas.

“Selama ini kendalanya karena tidak ada sanksi hukum. Kemarin kita bergerak ya atas dasar perintah Lurah setempat,” tandasnya.

Baca Juga  Jokowi Buka 2,3 Juta Lowongan CPNS di 2024, Fresh Graduate Bisa Daftar

Senada, Lurah Berebas Tengah Muhammad Mahfuz menyebut,  pihaknya rutin melakukan patroli, dengan menyisir titik-titik rawan terjadinya aksi kenakalan remaja. Upaya razia gabungan yang dilakukan pun untuk melindungi generasi muda agar tidak semakin terjerumus melakukan hal-hal negatif yang bisa merugikan diri sendiri. Ia juga mengajak orang tua agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak.

“Kita rutin patroli. Lokasi yang paling sering digunakan ngelem itu di samping Gedung Aini Rasyifa, karena kondisinya lumayan gelap,” katanya.

Reporter : Yulianti Basri

Editor KMM : Kartika Anwar

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply