KITAMUDAMEDIA, Bontang – STOP!!! Teriak seorang warga seketika, saat melihat beberapa pengendara sepeda yang berniat memasuki kawasan Bontang Kuala.
Pemuda pemudi yang berniat menikmati suasana Sabtu pagi (18/4/2020) di objek wisata kebanggaan Kota Taman ini terpaksa gagal.
“Mau kemana? Darimana? Gak boleh berkeliaran disini,” tegas seorang warga.
Terlihat, hanya warga sekitar yang beraktifitas disana. Ada yang berolahraga di depan rumah, atau sekedar duduk santai sambil berjemur.
Rupanya, warga sekitar memperketat kunjungan masuk ke wilayah mereka. Kelurahan Bontang Kuala diketahui hingga saat ini menjadi satu-satunya kelurahan yang bebas dari penyebaran Covid-19. Hal itu berdasarkan rilis Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Kesehatan yang menyebut, semua kelurahan terdampak, kecuali Bontang Kuala, bahkan 3 kelurahan diantaranya Tanjung Laut Indah, Loktuan, dan Gunung Elai kini masuk zona merah.
Salah satu yang menjadi faktor masih nihilnya warga yang terpapar Covid-19 disana, lantaran pihak kelurahan dan warga setempat kompak membatasi akses keluar masuk ke Bontang Kuala. Bukan hanya tempat wisata, bahkan berkunjung ke rumah warga di perkampungan atas air Bontang Kuala pun dijaga ketat. Begitu pun di gerbang pintu masuk. Warga secara sukarela bergantian menjaga portal pintu masuk, setiap sore hingga malam hari.
Menurut Laode salah seorang warga RT 10 Bontang Kuala, tidak diperkenankannya warga luar Bontang Kuala bebas berkeliaran di perkampungan atas air, sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19.
“Bukan gak mau menerima, tapi kita menjaga-jaga lah,” katanya.
Saat melanjutkan perjalanan, dari kejauhan terdengar suara Ketua RT, yang mempertanyakan keberadaan kami, redaksi kitamudamedia bersama beberapa rekan wartawan lainnya, saat meninjau langsung kesiagaan warga Bontang Kuala.
Warga yang nekat masuk ke BK memang sangat diawasi oleh warga sekitar, bahkan Ketua RT 10 Bontang Kuala, Konco Sukarti mengatakan, pihaknya tak segan langsung meminta pengunjung untuk segera keluar dari kawasan Bontang Kuala. Namun, tindakan tegas itu tetap diakhiri dengan permintaan maaf.
“Ini lagi lockdown, itu tadi ada yang masuk langsung saya kejar naik motor, gak boleh masuk sini,” ujarnya.
Warga setempat berupaya menjaga agar zona hijau atau zero corona baik ODP, OTG, PDP ataupun terkonfirmasi positif, tidak ada di Bontang Kuala.
“Makanya kami perketat, biar tetap di zona hijau. Kata pak Lurah sampai batas waktu yang tidak terbatas,” tuturnya.
Warung makan pun rata-rata ditutup, sebagian yang buka hanya melayani delivery order. Seperti yang dilakukan Konco Sukarti.
“Saya aja sekarang jualan online, kalau saya tidak jualan mau harap darimana, anak yang bantu jualkan lewat online, intinya tidak boleh makan di tempat,” ujarnya.
Suasa perkampungan atas air Bontang Kuala
Sementara, Lurah Bontang Kuala Roni Apriansyah menyebut hal ini sejalan dengan instruksi pemerintah untuk menutup tempat wisata sementara waktu, termasuk Bontang Kuala.
“Ini imbauan, kami tetap meminta masyarakat untuk mengkomunikasikan secara persuasif, jadi bukan melarang sebetulnya. Selama ada keperluan mendesak boleh saja,” katanya.
Menurutnya, untuk tetap mempertahankan zona hijau memang dibutuhkan peran serta dan kekompakan antara pemerintah setempat dengan warga sekitar.
“Butuh kerjasama, bukan hanya pemerintah saja, dan Alhamdulillah kesadaran masyarakat cukup tinggi,” ujarnya.
Diketahui, Bontang Kuala terdiri dari 20 RT, terinci 11 RT di wilayah perkampungan atas air, dan 9 RT di wilayah darat, dengan total penduduk berkisar 7 ribu lebih jiwa.
Reporter : Yulianti Basri
Editor : Kartika Anwar