Pelanggan Keluhkan Tarif Listrik Melonjak, PLN : Tidak Naik Cuma Pengaruh WFH

KITAMUDAMEDIA, Bontang – Melonjaknya tagihan listrik ini viral di media sosial. Para pelanggan listrik non subsidi di Bontang mengeluhkan kenaikan pembayaran. Meski PLN menyediakan subsidi atau diskon pada beberapa jenis pelanggan. Namun banyak warganet yang mengeluh harus membayar mahal untuk biaya listrik selama pandemi ini. Tak hanya pengguna pasca bayar tetapi juga pra bayar.

Sebagian pelanggan menganggap PLN telah menaikkan tarif listrik karena pada bulan April ini memberikan subsidi bagi R1-450 dan R1-900. Pasalnya, PLN baru saja merilis informasi bahwa pemerintah telah memberikan tarif listrik gratis bagi pelanggan rumah tangga dengan daya listrik RI 450 VA, diskon 50 persen bagi pelanggan daya 900 VA subsidi.

“Ternyata oh ternyata tagihan hampir 400 ribu, biasanya tiap bulan ga sampe 100 ribu jauh amat naiknya. PDAM mah gratis, tapi tagihan listrik kok sampe kayak gini.” tulis Jayanti Pancasona di akun miliknya.

Senada, akun medsos bernama Ridha Bahasyim menulis keluhannya.
“Saya pakai 900 R1M biasa sebulan 400 ribu ini 500 ribu,” katanya.

Fanie Citra Litania juga menuliskan keluhannya, “Saya yang kaget untuk bulan ini tagihan Rp 1.282.304 yang sebelumnya saya tiap bulan bayar: bulan 2 @600an, bulan 3 @900an, bulan 4 @700an,” kata akun tersebut.

Ditambahkan akun facebook Ayu Lestari, “Yang 900 R1M juga bukan subsidi, isi 200rb yang masuk hanya 125. Biasa sampai 15 hari sekarang hanya 10 hari,” keluhnya.

Dikonfirmasi soal ini, Manager PLN Bontang, Alimuddin memastikan Tarif Dasar Listrik (TDL) tidak mengalami kenaikan sama sekali.

Lalu bagaimana dengan keluhan warganet yang merasa tarif listrik miliknya naik baru-baru ini? Alimuddin menjelaskan, pemakaian rumah tangga selama stay at home atau Work From Home (WFH) rata-rata mengalami kenaikan.

Baca Juga  Menuju Ibu Kota Negara, Peluang Investasi di Kaltim Terbuka Lebar

“Data yang di medsos tidak relevan dengan data kami, karena bulan ini penjualan kami malah menurun dibandingkan dengan produksi kWh, bulan April sekitar 3,6 persen,” ujarnya.

Penurunan disebabkan karena rekening bulan April yang kini dikeluhkan, proses baca meter tidak dilaksanakan langsung tapi dirata-ratakan, sehingga nilai yang dibayar oleh pelanggan, rata-rata lebih kecil dibanding dengan yang digunakan.

“Jika terjadi kenaikan, mungkin karena WFH penggunaan energi listrik di rumah-rumah sekarang meningkat, karena beban kita malah tidak menurun selama pandemi ini sekira 30 megawatt. Masih tetap tinggi, justru kantor dan lain sebagainya yang menurun,” tambahnya.

Alimuddin pun menyarankan kepada pelanggan yang merasa tagihan tidak sesuai dengan pemakaian untuk menyampaikan langsung keluhannya ke PLN.

“Boleh komplain ke kantor, bisa juga di call center 123, atau www.pln.co.id,” jelasnya.

Tak lupa ia menghimbau kepada para pelanggan agar menggunakan listrik seoptimal dan seefisien mungkin. Mengurangi penggunaan barang-barang elektronik, jangan membiarkan terus menyala, saat tidak sedang digunakan.

“Tidak ada kenaikan, malah daya R1M 450 gratis 100 persen, R1M 900 VA diskon 50 persen. Tidak mungkin lah pemerintah mau menaikkan tarif di saat kondisi seperti ini,” ujarnya.

“Bulan ini petugas kami kembali turun melakukan pembacaan meter, karena sebelumnya yang dirata-ratakan itu malah lebih rendah, itu bisa menyebabkan penggunaan listrik menumpuk dan akan menjadi lebih tinggi di bulan berikutnya,” pungkasnya.

Reporter : Yulianti Basri
Editor : Kartika Anwar

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply