KITAMUDAMEDIA, Bontang – Sumur milik Suartini, warga RT 23 Kelurahan Tanjung Laut, Kecamatan Bontang Selatan, tercemar Bahan Bakar Minyak (BBM) mirip pertamax. Cairan tersebut berwarna tosca dengan bau khas bahan bakar.
Suartini yang ditemui redaksi kitamudamedia.com menceritakan awalnya terkejut melihat air sumur yang telah digunakannya sebagai sumber air bersih sejak 20 tahun silam, tiba – tiba tak sejernih biasanya, aroma yang tercium pun berbeda.
Kemudian Suartini menyuruh anaknya untuk melapor kepada Ketua RT setempat, alhasil diketahui cairan tersebut adalah BBM.
“18 hari sudah, tidak bisa pakai air sumur, karena ada pertamaxnya, malah sekarang sudah ditimbun sumurnya,” ungkapnya.
Dibeberapa bagian tanah juga nampak lubang kecil yang sengaja dibuat warga untuk mengetahui kandungan cairan menyerupai pertamax di dalamnya. Lubang-lubang itu ditutup dengan seng, dan dilingkari garis polisi untuk menghindari terjadi kebakaran.
“Waktu itu mau ambil air, kok aneh, langsung lapor pak RT, kami takut, karena banyak anak-anak juga, nanti kenapa-kenapa. Pas pertama itu banyak sekali nak, dimasukkan ke drum,” ujar Jumrah anak Suartini yang tinggal tepat di samping sumur.
Ditanya sumbernya. Suartini mengaku tidak tahu, hanya saja saat ini pihak terkait, Kelurahan dan Dinas Lingkungan Hidup sedang melakukan penelusuran darimana asalnya.
Suartini dan anaknya Jumrah, mengaku belum pernah mencoba menggunakan bahan bakar minyak dari dalam sumur miliknya itu.
Biasanya,air sumur di RT 23 Tanjung Laut ini digunakan untuk mandi, mencuci, sesekali untuk memasak. Semenjak ditutupnya sumur milik nenek paruh baya tersebut, ia pun mengandalkan pasokan air bersih yang disuplai dari SPBU setempat.
“Sudah ada pak RT, Kelurahan, orang sana (SPBU) yang kesini, ada juga polisi,” katanya.
Sementara, Manajer Lapangan SPBU Tanjung Laut, Ruslan saat dikonfirmasi apakah terjadi kebocoran dari tangki tanam milik SPBU Tanjung Laut, ia menyebut, pihaknya hanya menunggu hasil pemeriksaan pihak Pertamina dan Dinas Lingkungan Hidup.
“Kita sudah cek tangki, tidak ada pengurangan,” sebutnya.
Reporter : Yulianti Basri
Editor : Kartika Anwar