KITAMUDAMEDIA, Bontang – Rektor Universitas Trunajaya (Unijaya) Bontang, Bilher Hutahaen buka suara terkait persoalan pembubaran paksa demo mahasiswa hingga pemukulan dengan tongkat sapu oleh oknum dosen sekaligus dekan yang terjadi Selasa siang (28/9/2021) di halaman kampus jalan Taekwondo Kelurahan Api – api Kecamatan Bontang Utara.
Bilher membenarkan ada permasalahan internal kampus soal keterlambatan pembayaran gaji beberapa dosen hingga merembet ke sistem pembelajaran. Mulai dari tertundanya Yudisium, Kartu Hasil Studi (KHS) yang belum diterima mahasiswa, termasuk Kartu Rencana Studi (KRS).
” Ini persoalan internal sebenarnya, sudah dibicarakan, antara yayasan dan dosen, tanggal 30 September 2021 akan diselesaikan. Memang ada dosen yang menahan nilai mahasiswa karena tunggakan pembayaran itu, ” ungkapnya saat ditemui awak media, Rabu (29/9/2021).
Tunggakan pembayaran gaji dosen, disebutkan Bilher memang ada, sekira 70 persen dari jumlah dosen yang mengajar belum di bayar, dengan rentang waktu berbeda – beda, namun sebagian lagi sudah terbayar.
” Sebenarnya kan sudah dibayar sebagian tapi dosen tahan nilai, itu jadi pemicunya. Kondisinya memang sulit, apalagi pandemi begini, beberapa mahasiswa juga sering macet membayar, jadi yayasan sering nawarin mahasiswa yang mau melunasi dikasih diskon, misal 60 juta jadi 20 juta, biar bisa sama sama membantu, ” paparnya.
Meski begitu, menurut Bilher pihak kampus kaget dengan aksi demo Mahasiswa yang digelar tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
“Tiba – tiba kok ada demo, kampus ditutup, itu pemicunya oknum dekan membubarkan, ada kewajaran emosi seseorang itu muncul. Coba ada pemberitahuan baik – baik, ” jelasnya.
Padahal, menurut Bilher sebelumnya tuntutan Mahasiswa sudah ditanggapi oleh pihak kampus per tanggal 20 September lalu, dengan surat nomor 238/UNIJAYA-Btg/IX/2021.
Soal aksi pemukulan, Bilher menampik tudingan bahwa oknum dosen tersebut memukul 4 mahasiswa, menurutnya upaya pemukulan dilakukan ke arah spanduk.
“Yang saya lihat, pukul spanduk,” tambahnya.
Ia menyayangkan, sikap BEM yang menjadi bagian dari internal kampus, seharusnya jika ada persoalan bisa dibicarakan dengan cara kekeluargaan. Ia merasa kampus selalu terbuka untuk mendengar apa keluhan para mahasiswa.
Baca Juga
Demo BEM Unijaya Dibubarkan, Mahasiswa Dipukul Tongkat Sapu oleh Oknum Dosen
Sementara terkait laporan mahasiswa ke pihak berwajib soal aksi pemukulan oleh oknum guru, Bilher mengaku prihatin. Pasalnya, mahasiswa seluruhnya telah dianggap sebagai anak dari semua dosen.
“Saya selaku rektor sangat prihatin, tapi kalau ada proses pengaduan biarkan berjalan. Harusnya bisa dibicarakan dengan kekeluargaan. Kami terbuka kok,” ungkapnya. (Redaksi KMM)
Editor : Kartika Anwar