Pelajar Penting, Cegah Stunting di Kaltim dengan Menerapkan Pola Hidup Sehat

KITAMUDAMEDIA, Samarinda – Pelajar Penting, atau Pelajar Peduli Stunting kembali disosialisasikan Kepala Bidang Pembinaan SMA Disdikbud Kalimantan Timur Mispoyo. Setelah SMAN 2 Samarinda dan SMAN 11 Samarinda, kini giliran SMAN 8 Samarinda.

Disela-sela upacara bendera dan menjadi inspektur upacara, Mispoyo mengenalkan Muhammad Remiza Baihaqi dan Raissa Radinka Putri Syailendra. Keduanya, merupakan Paskibraka Nasional yang mewakili Provinsi Kaltim sebagai petugas upacara Hari Kemerdekaan RI di Istana Negara.

“Secara fisik, mereka punya badan yang ideal yang tinggi dan sehat. Mereka menerapkan pola hidup sehat. Saya hadirkan kesini agar menjadi contoh role model orang yang bebas stunting,” ungkapnya, di SMAN 8 Samarinda, Jalan Untung Suropati, Kota Samarinda.

Dengan kehadiran dua role model ini, Mispoyo ingin dua Paskibraka memberikan sedikit pengalamannya dalam menjalani pola hidup sehat. Sehingga nantinya, pelajar di SMAN 8 Samarinda juga bisa menerapkannya.

“Mereka adalah anak-anak yang keren, mereka harus mengetahui stunting dan pencegahanya. Harapannya, mereka bisa melahirkan generasi-generasi yang bebas stunting,” terangnya, Senin (10/10/2022).

Salah satu penyebab stunting di antaranya tidak boleh anemia. Ketika anemia, Mispoyo menyarankan para pelajar untuk segera memeriksakannya ke dokter. “Ketika kalian menemukan balita yang pertumbuhannya kurang, ajak ke puskesmas terdekat,” pesannya.

Mispoyo berharap agar pelajar SMAN 8 Samarinda bisa melakukan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. “Banyak konsumsi makanan yang berserat, atur pola makan, makanlah makanan yang bergizi dan jangan stress,” katanya.

Pada kesempatan itu, Muhammad Remyza Baihaqi memperkenalkan diri didepan semua pelajar SMAN 8 Samarinda. “Saya pelajar SMAN 2 Samarinda Kelas 11. Saya Paskibraka tahun 2022 dari Provinsi Kaltim. Saya mau berbagi pengalaman selama 45 hari di Jakarta,” tuturnya.

Remyza menuturkan bahwa dirinya telah dididik oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan garnisun tentara. “Ada sedikit cerita untuk kegiatan setiap hari. Saya bangun pukul 04.00 WIB untuk bersiap shalat subuh,” bebernya.

Baca Juga  Program Satu-Satu Bersihkan BPU Bontang Selatan

Setelah shalat subuh, Remyza melakukan rutinitas olahraga lari sebanyak tiga putaran, push up dan sit up. Lanjut sarapan pagi. Kemudian, pada pukul 07.00 WIB, ia latihan hingga pukul 16.00 WIB. Lalu, pada malam hari diberikan materi lainnya.

“Saya sebagai pelajar tentunya menerapkan nilai pancasila dalam diri saya, pancasila memiliki 5 sila yang sangat bergantung dalam diri kita. Pancasila adalah tonggak Indonesia, tonggak seluruh warga Indonesia bergantung dengan Pancasila,” jelasnya.

Di tempat yang sama bergantian, Raissa Radinka Putri Syailendra yang merupakan pelajar SMAN 3 Samarinda juga berbagi pengalamannya saat mengikuti pelatihan di DKI Jakarta.

“Dulu saat di Paskibraka Nasional, sama seperti Remyza, setiap hari bangun jam 3 pagi untuk persiapan shalat subuh. Setelah itu langsung persiapan olahraga lari, push up dan sit up. Kemudian di sana mulai dari jam 7 pagi sampai setengah 6 sore dilatih. Pelatihannya lumayan keras. Disana kami dididik tentara dan lainnya. Semoga ini bisa menginspirasi pelajar yang lain,” harapnya.(ADV/DISDIKBUDKALTIM)

Reporter : Dey

Editor : Kartika Anwar

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply