KITAMUDAMEDIA, Bontang – Basri Rase calon Wali Kota Bontang di Pilkada 2024 dilaporkan ke Bawaslu karena meluncurkan program kredit nol rupiah bagi pelaku UMKM di Bontang.
Program UMKM lanjutan tersebut diduga menyalahi aturan. Tidak hanya itu, program beasiswa yang menjadi program unggulan calon wali kota Bontang, Najirah juga masuk daftar laporan di Bawaslu Bontang.
Kedua program bantuan UMKM dan beasiswa dianggap menyalahi aturan karena sebelumnya merupakan program pemerintah Kota Bontang dibawah kepemimpinan Wali Kota, Basri Rase dan Wakil Wali Kota, Najirah. Sehingga diduga menggunakan program-program tersebut untuk kepentingan kampanye.
Koordinator Divisi Hukum Bawaslu Bontang, Ismail, mengatakan bahwa laporan pertama diterima pada Jumat lalu, sementara laporan kedua disusul pada Senin (4/11/2024). Laporan pertama menyebutkan dugaan penyalahgunaan program beasiswa yang melibatkan Basri, Najirah, dan Sekda Aji Erlynawati. Laporan kedua terkait program bantuan kredit UMKM yang hanya melibatkan Basri.
Ismail menambahkan bahwa ketiga terlapor telah dipanggil untuk dimintai keterangan, begitu pula Basri terkait laporan kedua. Bawaslu Bontang akan melakukan pleno untuk memutuskan langkah selanjutnya dan bekerja sama dengan tim Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) dalam proses penyelidikan ini.
Menanggapi laporan tersebut, Basri Rase menjelaskan bahwa program-program tersebut merupakan inisiatif dari pemerintah pusat dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi atau kampanye.
“Ini sesuai dengan arahan Presiden, sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi nasional,” tegas Basri.
Salah satu program yang dipermasalahkan adalah Kredit Usaha Mikro 0 Persen, yang diluncurkan pada 21 September 2024, sebelum Basri mengambil cuti kampanye. Program ini bagian dari inisiatif Bontang Kreatif : Kredibel, Adil, Transparan, dan Inovatif* (Bontang Kreatif), yang menyediakan kredit tanpa bunga kepada pelaku UMKM di Bontang dengan dana sebesar Rp 25 miliar, yang disalurkan melalui Bank Kaltimtara.
Basri menjelaskan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas pelaku UMKM lokal. “Kami ingin mereka semakin kreatif, produktif, dan memiliki kesempatan untuk berkembang. Tidak ada niat lain dari kami,” ujarnya.
Selain itu, Basri juga memperkenalkan program “UMKM Naik Kelas”, yang bertujuan untuk membawa pelaku usaha lokal Bontang ke pasar internasional. Dengan bekerja sama dengan Bea Cukai dan beberapa perusahaan, program ini diharapkan dapat mendukung ekspor produk-produk UMKM dari Bontang ke pasar global.
“Kami ingin UMKM Bontang bisa menembus pasar global. Ini adalah langkah konkret dari kami untuk mendukung mereka,” pungkas Basri. (*)
Reporter : Yulia.C
Editor : Redaksi