KITAMUDAMEDIA,Tenggarong – Ketua RT 14 sekaligus Ketua Kelompok Tani Harapan di Mangkurawang Darat, Yatemen (60), mengungkapkan berbagai kendala yang dihadapi para petani di wilayahnya. Salah satu masalah utama adalah irigasi yang tidak memadai, yang telah menjadi tantangan selama bertahun-tahun.
Kelompok Tani Harapan, yang terdiri dari lima subkelompok dengan 50 anggota aktif, mengelola lahan seluas 500 hektar. Dalam setahun, mereka biasanya mampu melakukan dua kali panen, dengan hasil per hektar mencapai 200 karung atau sekitar 10 ton padi. Namun, menurut Yatemen, potensi ini tidak bisa dimaksimalkan karena minimnya dukungan pemerintah.
“Kami sudah beberapa kali mengajukan bantuan ke pemerintah, tapi tidak ada tanggapan. Selama ini, satu-satunya bantuan yang kami terima hanyalah cekdam (pintu buka-tutup air) dari Partai Gerindra,” ujar Yatemen.
Ia menambahkan bahwa banyak keluhan lain yang juga dihadapi petani, mulai dari parit yang sulit dialiri air hingga kualitas bibit yang tidak konsisten. “Kadang petani tidak bisa menanam padi karena air di parit tidak mengalir. Ketika air kurang dan kami mau menutup pintu cekdam, cekdamnya justru tidak ada. Selain itu, bibit yang kami terima sering bermasalah—ada yang pendek dan ada yang terlalu tinggi, jadi memengaruhi hasil panen kami,” jelasnya.
Meski menghadapi berbagai hambatan, para petani di Mangkurawang Darat hanya bisa mengandalkan gotong royong untuk membersihkan parit dan memperbaiki apa yang bisa dilakukan. “Semua dilakukan secara swadaya. Kami membersihkan parit dengan alat seadanya,” tutur Yatemen.
Ia berharap pemerintah memberikan perhatian lebih kepada para petani di wilayahnya. “Kami sangat membutuhkan bantuan untuk bibit, cekdam, alat pengering, dan fasilitas lain. Bagaimana petani bisa sukses kalau mengeluarkan hasil panen saja sulit? Kami berharap pemerintah mau melirik sedikit saja ke desa Mangkurawang Darat,” ungkapnya dengan penuh harap.
Kelompok Tani Harapan di Mangkurawang Darat kini menanti langkah konkret pemerintah untuk mendukung upaya mereka dalam meningkatkan produksi pertanian, demi kemajuan sektor pertanian di Kutai Kartanegara.(*)
Editor : Redaksi