KITAMUDAMEDIA,Tenggarong – Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kutai Kartanegara (Kukar), Ahyani Fadianur Diani, menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur yang digelar pada Jumat (29/11/2024) di Ruang Maratua, Kantor Perwakilan BI Kaltim. Acara ini berlangsung secara virtual, dengan kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta.
Pertemuan tahunan kali ini mengangkat tema “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional” dan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, serta Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Sementara itu, untuk Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, acara dihadiri juga oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kaltim, Deni Sutrisno, serta Deputi BI Kaltim, Bayuadi Hardiyanto, yang mewakili Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, yang tengah berada di Jakarta.
Dalam sambutannya, Deputi BI Kaltim Bayuadi Hardiyanto menyampaikan optimisme mengenai pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim). Menurutnya, proyek-proyek besar yang ada di ibu kota negara (IKN) Nusantara diperkirakan akan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian jangka panjang di Kaltim.
Bayuadi juga menjelaskan bahwa stabilitas harga, pendapatan negara yang stabil, serta permintaan domestik yang terjaga menjadi landasan yang kuat untuk memastikan kelanjutan pertumbuhan ekonomi. “Angka pertumbuhan ekonomi Kaltim yang mencapai 5,52 persen menunjukkan kinerja ekonomi yang positif dan stabil, yang juga berkontribusi baik dalam konteks ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” tambahnya.
Ia juga memproyeksikan bahwa ekonomi Kaltim akan tumbuh dalam kisaran 5,50% hingga 6,30% pada akhir tahun 2024. Faktor pendukungnya antara lain adalah stabilisasi harga, pengendalian nilai tukar, serta semakin masifnya digitalisasi ekonomi di kawasan ini. BI berkomitmen untuk terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran melalui sinergi antara lembaga keuangan, sektor swasta, dan pemerintah. Sistem pembayaran yang lebih cepat, aman, dan efisien, seperti penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) serta pengembangan uang elektronik, diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan dan daya saing ekonomi.
Bayuadi menambahkan, transformasi ekonomi berbasis digital dapat mempercepat proses transaksi dan mengurangi biaya ekonomi, yang sangat penting dalam meningkatkan efisiensi perekonomian.
Selain itu, Bank Indonesia juga berperan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dengan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kolaborasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko-risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi, seperti krisis perbankan atau kerentanan di sektor finansial. Sinergi yang terjalin ini memungkinkan BI untuk lebih cepat merespons ancaman yang muncul.
Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Kukar, Ahyani Fadianur Diani, menyampaikan apresiasi dan respons positif terhadap kegiatan ini. Ia juga mengucapkan selamat atas keberhasilan penyelenggaraan Pertemuan Tahunan BI Provinsi Kaltim yang dihadiri oleh banyak pejabat serta pelaku dunia usaha. Ahyani berharap acara ini dapat terus dilaksanakan sebagai ajang silaturahmi dan kolaborasi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, serta dunia usaha untuk memajukan perekonomian Kaltim.(*)
Redaksi