KITAMUDAMEDIA, Bontang — Kesadaran masyarakat Bontang untuk pulih dari ketergantungan narkoba menunjukkan peningkatan sepanjang 2025. Data Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Bontang mencatat, hingga Oktober 2025 sudah ada 30 orang yang menjalani program rehabilitasi.
Kepala BNNK Bontang, Lulyana Ramdani, menyebut dari jumlah tersebut, lima orang menjalani rehabilitasi rawat inap di Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah, Samarinda. Sementara itu, 25 orang lainnya menjalani rawat jalan di dua Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), yakni RSUD Taman Husada dan Puskesmas Bontang Utara 1.
“Ini menunjukkan semakin banyak masyarakat yang berani mengambil langkah untuk pulih. Kami sangat mengapresiasi itu,” ujar Lulyana, Senin (13/10), di Kantor BNNK Bontang.
Lebih lanjut, BNNK Bontang terus berupaya membuka akses rehabilitasi seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin lepas dari jerat narkoba. Seluruh layanan tersebut diberikan tanpa biaya alias gratis.
“Rehabilitasi itu bukan hukuman, tapi jalan pulang. Kalau datang secara sukarela, tidak akan ada proses hukum. Justru ini kesempatan untuk menyelamatkan diri dan masa depan,” tegasnya.
Lulyana menambahkan, masih banyak masyarakat yang keliru memahami fungsi BNN. Tak sedikit yang takut datang karena mengira akan langsung diproses hukum. Padahal, pengguna yang datang secara sukarela tidak akan dipidana. Sebaliknya, BNNK Bontang akan mencarikan solusi agar para pengguna dapat terlepas dari ketergantungan narkotika.
“Mereka yang melapor bukan pelaku kriminal, tapi orang sakit yang butuh pertolongan. Kami ingin mengubah cara pandang itu,” ujarnya.
Selain memperluas layanan, BNNK Bontang juga berupaya mendorong terbentuknya IPWL baru agar masyarakat di wilayah pinggiran kota lebih mudah mengakses rehabilitasi.
Lulyana berharap masyarakat tidak ragu melapor dan segera mencari bantuan jika ada anggota keluarga atau teman yang terjerat narkoba.
“Datanglah ke BNN. Pintu kami selalu terbuka. Rehabilitasi bukan akhir dari segalanya, tapi awal dari kehidupan yang baru,” pesannya.(*)
Reporter: Yulia C. | Editor: Icha Nawir



