Awesome Logo
Tersedia ruang iklan, informasi hubungi 08125593271                    Segenap Pimpinan dan Redaksi Kita Muda Media Mengucapkan Marhaban ya... Ramadhan 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin                    Patuhi Protokol Kesehatan dan Jaga Imunitas                    Follow Medsos KITAMUDAMEDIA FB : kitamudamedia, Fan Page FB : kitamudamedia.redaksi, IG : kitamudamedia.redaksi, Youtube : kitamudamedia official                                   Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1442 H                         

Kutukan Sumber Daya: 5 Negara Kaya Alam yang Justru Terpuruk

KITAMUDAMEDIA, Bontang – Kaya akan sumber daya alam tidak selalu berarti sejahtera. Fenomena “kutukan sumber daya” atau resource curse menjadi realitas pahit bagi sejumlah negara di dunia. Alih-alih membawa kemakmuran, kekayaan alam justru menjerumuskan mereka ke dalam jurang konflik, kehancuran lingkungan, hingga krisis ekonomi berkepanjangan.

Sedikitnya lima negara menjadi contoh tragis dari paradoks ini: Republik Demokratik Kongo, Venezuela, Nauru, Angola, dan Zimbabwe. Kisah mereka menjadi peringatan serius bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, agar tak salah langkah dalam mengelola anugerah dari perut bumi.

1. Nauru: Surga Fosfat yang Jadi Neraka Ekologis

Nauru pernah menjadi negara terkaya di dunia per kapita pada era 1970-an berkat cadangan fosfat yang melimpah. Namun eksploitasi besar-besaran tanpa kendali menyebabkan 90 persen lahannya rusak. Setelah cadangan fosfat habis, negara kecil di Pasifik ini mengalami kebangkrutan. Pemerintahan yang korup dan investasi gagal memperparah situasi.

2. Venezuela: Minyak Melimpah, Rakyat Melarat

Venezuela menyimpan cadangan minyak terbesar di dunia, namun kini menjadi simbol keruntuhan ekonomi. Ketergantungan pada satu komoditas, yakni minyak, disertai korupsi dan salah urus pemerintah, membuat negara ini mengalami hiperinflasi, kelangkaan pangan, dan eksodus jutaan warganya.

3. Angola: Berlian Berdarah dan Luka Perang

Setelah perang saudara selama hampir 30 tahun, Angola tetap belum pulih sepenuhnya. Kekayaan berlian dan minyak lebih banyak menjadi bahan rebutan kelompok bersenjata dan elite politik, daripada alat pembangunan. Penambangan ilegal, kekerasan, dan pencemaran lingkungan masih mewarnai negeri ini.

4. Republik Demokratik Kongo: Emas dan Konflik Tak Berujung

Tanah Kongo menyimpan emas, kobalt, tembaga, dan coltan—bahan penting untuk perangkat elektronik. Namun, hasil bumi itu justru menjadi pemicu konflik bersenjata, eksploitasi anak, pelanggaran HAM, dan kerusakan lingkungan parah. Keuntungan pertambangan lebih banyak dinikmati perusahaan asing dan elite lokal.

Baca Juga  Perumda AUJ Berbenah, Suharno Dorong Pendirian Unit Usaha Pariwisata

5. Zimbabwe: Berlian Hilang, Rakyat Tertinggal

Zimbabwe dikenal sebagai salah satu negara pengekspor berlian terbesar di Afrika. Namun menurut laporan Global Witness, hanya sebagian kecil keuntungan yang masuk ke kas negara. Sebagian besar lainnya mengalir ke jaringan kekuasaan yang tidak transparan. Korupsi dan salah kelola membuat rakyat tak menikmati hasil kekayaan tersebut.

Kisah kelima negara ini menunjukkan pola yang sama: kekayaan alam tanpa tata kelola yang baik justru membawa petaka. Tanpa integritas, transparansi, dan visi pembangunan jangka panjang, sumber daya hanya akan menjadi beban, bukan berkah.(*)

Redaksi

Sumber referensi: BBC, Reuters, Human Rights Watch, Global Witness, Amnesty International

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply