KITAMUDAMEDIA, Bontang – Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Lingkungan Hidup melakukan pelepasliaran penyu sisik. Empat ekor penyu sisik dilepas di perairan Pulau Beras Basah oleh Walikota dan Plt Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Bontang, pada Jumat (5/7/2019).
Satwa yang terancam punah itu, sebelumnya ditemukan warga di hamparan pasir pantai Beras Basah sekitar sebulan lalu.
Dijelaskan Herman Amek, warga sekitar yang pertama kali menemukan, sebenarnya ada ratusan telur penyu sisik, namun lenyap dan tertinggal empat ekor yang kemudian dirawat hingga siap dilepas kembali ke laut.
“Ada banyak telurnya itu, cuma lenyap semua. Empat ekor saja yang bisa kita ambil. Jadi ini sudah lumayan besar,” jelasnya.
Penemuan satwa yang terancam punah tersebut menegaskan bahwa pantai Beras Basah merupakan habitat spesies yang tergolong Familia Cheloniidae itu.
Walikota Bontang Neni Moerniaeni mengajak seluruh pengunjung pulau Beras Basah untuk ikut menjaga lingkungan agar ekosistem tetap baik.
“Sekarang harus lebih diperhatikan jika berwisata ke Beras Basah, karena ternyata pantai kita ini merupakan habitat penyu sisik,” himbau Neni.
Neni juga meminta Dinas terkait untuk mempelajari lebih lanjut tentang habitat, kondisi fisik dan biologi ekosisitem hingga jalur peneluran penyu sisik. Agar bisa menentukan titik mana saja yang harus dijauhi oleh wisatawan.
” Nanti kita telaah lagi, dimana tempat-tempat penyu sisik itu bertelur, jadi kita amankan daerah itu biar tidak terganggu oleh wisatawan,” papar Walikota Bontang.
Penampilan penyu sisik (Eretmochelys Imbricata) mirip dengan penyu lainnya. Penyu ini umumnya memiliki bentuk tubuh yang datar, dengan sebuah karapaks sebagai pelindung dan sirip menyerupai lengan yang beradaptasi untuk berenang di samudra terbuka.
Perbedaan E. imbricata dari penyu lainnya terdapat pada bagian paruh yang melengkung dengan bibir atas yang menonjol, dan tampilan pinggiran cangkangnya yang seperti gergaji. Cangkang penyu sisik dapat berubah warna, sesuai dengan temperatur air. (Mon/KA)